Thursday, September 18, 2008

Tragedi Pasuruan

Kan ga perlu kejar tayang... ini hanyalah blog belaka... yang tulisannya ga bisa dimuat di koran. Jadi kapan aja mau ditulis yah sah2 saja, ga ada bos yang ngomelin kenapa lama sekali tulisannya keluar. Jadi biarlah ini sekedar bacaan menanti beduk berbuka!

Bagiku tragedi Pasuruan yang mengenaskan bukan saja potret buram kemiskinan di Indonesia, namun potret buruk mental bangsa. Masha Allah...niat baik keluarga dermawan yang ingin membagi2kan rezekinya malah membawa musibah! Maha Besar Allah...yang mengetahui segalanya, apa gerangan hikmah yang bisa diambil dari kejadian itu? Bayangkan ibadah di bulan suci malah mendapat bala, konon lagi kalau punya niat jahat di bulan yang penuh keajaiban ini.

Bukankah dalam Islam diajarkan untuk jangan beria-ria? Termasuk dalam hal bersedekah, ibaratnya kalau memberi dengan tangan kanan jangan sampai tangan yang kiri tau. Tapi ternyata kita hanyalah manusia biasa, insan yang diciptakan Allah yang punya perasaan ingin dihargai dan ingin diakui identitasnya. Begitu juga yang ingin dirasakan oleh keluarga dermawan itu. Bagaimana tidak...ada uang 50 juta mau dibagi2kan kok mau diam2 saja. Memang serba salah...mau diam2 ntar bisa mendatangkan fitnah. Para tetangga suka bergosip...kok sudah kaya begitu ga mau sedekah? Demi menghindari fitnah dan menyelematkan para tetangga dari dosa bergunjing lebih baik sedekah ini dipublikasikan saja. Niat yang tadinya untuk meninggalkan nama baik di kelurahan malah terbalik dan seantero dunia mengutuk beliau...Masha Allah!!!

Manusia memang kalau memberi apalagi pemberiannya yang besar kalau bisa semua orang tau, tapi kalau pemberian itu kecil diam2 saja, malah kalau bisa memilih anonymous atau dengan pedenya memilih nama "hamba Allah". Aku ingat waktu masih tinggal di Malaysia ada suatu kejadian. Tetangga dan sekaligus temanku yang paling baik terkena musibah, mobilnya terbakar. Dua hari kemudian selebaran sumbangan didatangkan dari rumah ke rumah. Kebetulan selebaran itu datang ke rumahku setelah melewati beberapa rumah. Jadi otomatis namaku akan masuk ke urutan yang tengah2. Kulihat nama teman2 diatas dengan jumlah uang yang disumbangkan. Yang sumbangannya besar menulis namanya besar dan jelas, sedangkan yang kecil menulis namanya kecil dan samar2 sehingga sulit terbaca, bahkan ada yang langsung aja menulis nama hamba Allah. Terus terang aku juga termasuk golongan yang menulis nama hamba Allah (duh malu2in nih...). Pada saat itu kami benar2 di posisi yang ga bisa memberi banyak, keuangan sangat terbatas, sekolah ga pake beasiswa! Bagai hendak memakan buah simalakama! Mau tulis nama malu, ga tulis ntar dipikir aku ga nyumbang pulak...serba salah dech! Akhirnya pede aja ini pemberian iklahs dari hamba Allah... Emang dasar... kenapa sih pemberian yang kecil dengan beraninya kita membawa nama Allah, tapi kalau sudah besar malah lupa? Dengan jelas kita menulis nama lengkap dan alamat supaya yang menerimanya tau bahwa itu dari kita? Padahal rezeki yang kita bagikan itu datangnya dari Allah? Tapi pada saat membagikannya kita lupa membawa nama Sang Pemberi itu?

Memang sulit berbuat baik kalau tak ada yang peduli. Tapi kita bukan sendiri... contohnya saja Oprah wanita terkaya di dunia yang begitu pemurahnya membagi kekayaannya buat orang lain. Tapi tentu saja setiap uang yang akan disumbangkan harus melalui acara TV nya agar seluruh jagad raya mengetahuinya... apakah kurang uang yang sudah dia berikan? Apakah kurang ketenaran yang dia peroleh? Tentu saja tidak...manusia tak pernah puas!

Dengan sangat malu aku mengakui bahwa ternyata aku juga pernah masuk dalam potret buruk mental bangsa itu he he he... Mudah2an semua ini menyadarkan kita. Selalu ingat...bahwa memberi itu selalu lebih baik daripada menerima. Sudah pernah rasa ga jadi penerima? Kenapa orang diberi sumbangan sering menangis terharu dan sedih menerima pemberian, sedangkan yang memberi ga pernah menangis? Karena perasaan memberi itu selalu membahagiakan hati, apalagi melihat yang menerimanya senang, berterima kasih kapada kita serasa ingin memberi lagi kan? Awas lho...kalau perasaan ini tidak ada berarti anda belum ikhlas!!! Sedangkan yang menerima sering menangis.... karena sesungguhnya menerima itu sangatlah berat! Percayalah saudara2 kalau ada pilihan kita tidak mau meminta, kita tidak mau menerima!

Tragedi Pasuruan semoga menjadi pelajaran buat kita semua. Semoga para korban yang pergi mendapatkan tempat yang terbaik disisiNya. Juga buat sang dermawan hanya Tuhanlah yang tau tempat yang terbaik untuk beliau. Selamat menanti berbuka... jangan lupa membayar zakat melalui jalur yang benar!

No comments: