Thursday, August 31, 2006

Windy City




Chicago...the windy city, kota berangin... Meski berkali-kali sudah kita kunjungi tapi tetap saja setiap kunjungan berbeda, setiap kunjungan ada sesuatu yang baru... Begitulah uniknya Chicago. I love Chicago!!!

Kali ini kita pergi dalam rangka weekend yang lumayan panjang dan juga karena musim panas yang akan segera berakhir, anak-anak mulai sibuk lagi dengan sekolahnya. Biasanya kita selalu pergi dengan mobil. Tapi kali ini aku berkeras harus naik train. Selain anak-anak lebih senang dapat pengalaman naik train, juga hubbyku ini rada malas. Kalau jalan-jalan maunya yang enak-enak dan gampang aja. Kalau menurutku sih yang namanya jalan-jalan ya pasti capek, sekali-kali naik train kan lain lagi pengalamannya. Alhamdulillah akhirnya Mazen setuju juga.

Kita driving ke Geneva karena disinilah stasiun yang terdekat dari tempat tinggal kami. Sampe disana orang sudah rame, kiranya semua pada ke Chicago. Ada yang mau ke Cub's game, ada yang ke Jazz festival, ada yang mau ke millineum park...macam-macam dech. Namanya juga Chicago, kota yang tak pernah tidur. Kami termasuk yang mau mengikuti kemana kaki ini melangkah saja, ga ada tujuan khusus.

Asiknya jalan-jalan disini di musim panas ada trolly gratis. Reutenya pun kemana-mana, hampir ke semua tempat kunjungan. Tapi kami memutuskan untuk jalan kaki saja, karena dari stasiun kelihatannya ga begitu jauh dari millineum park dan juga banyak yang bisa dilihat. Dan yang paling penting...udara hari ini Masha Allah begitu indahnya. Terasa sejuk untuk akhir Agustus ini.

Kita selusuri Jackson street, melintasi Michigan Avenue ke arah Lake Shore. Sambil cari-cari tempat yang enak untuk makan. Duh payahnya cari tempat makan...masing-masing punya selera sendiri. Akhirnya kita sepakat Chicago pizza harus dicobain... Sampe disana bukan main panjangnya antrian.....perut sudah lapar dan rasanya udah ga ada daya lagi mau jalan terus, kita nyerah...nungguin nama dipanggil hampir setengah jam. Plus...makanan kita sampe sejam kemudian....... Aku marahnya bukan main........anak-anak sudah semakin rewel. Gimana ga...dari pagi belum makan! Mazen pun bilang kalo ga keluar juga dalam lima menit kami keluar. Untung...sebelum hilang sabar makanan pun tiba. Dan sebagai komplimen kita di kasih gratis cumi-cuminya, mayanlah....

Ternyata langkah kaki membawa kami ke Millineum park. Sayangnya aku ga bawa baju ganti anak-anak, jadi anak-anak cuma bisa liat doang ga kubolehkan dekat-dekat ama air mancur itu. Padahal anak-anak lain pada main basah-basahan...oh I'm sorry Kendall, Khadija...next time kita bawa perlengkapan yang lebih lengkap yach!

Terus...kita jalan liat bangunan yang berbentuk bean (kacang polong) yang dibangun persis memasuki tahun 2000, makanya dinamakan millenium park. Uniknya bean ini kalau kita lihat ke dalamnya terlihat dengan jelas refleksi kota Chicago. Benar-benar luar biasa nih arsiteknya, dalam bentuk yang kecil dari jarak yang sekian semua terefleksi disitu.
Ooopsssssssss...... sorry pengambilan fotonya kurang profesional.

Dari sana kita terus ke jazz festival...istirahat sebentar dan pulangnya naik trolly. Capek...ga sanggup jalan lagi. Naik trolly kita sambung liat-liatnya...asik duduk di trolly dengan jendela terbuka lebar, angin sepoi-sepoi.......... emang benar anginnya Chicago begitu indah. Mazen berterima kasih udah kuajak naik train, tapi cukup sekali dech katanya...he he dasarrrrrr!!!

Tuesday, August 01, 2006

Kak Lensi pindah!


Akhirnya waktu itu datang juga...
Seperti aku ga pernah menyangka bahwa aku dan kak Lensi akan pernah tinggal di tempat yang sama, aku ga pernah menyangka juga bahwa akhirnya saat berpisah itu datang juga. Empat tahun sudah aku dan kakakku tercinta Lensi tinggal di DeKalb sini. Aku datang kesini tahun 1997 karena hubbyku memang orang sini. Eh ga nyangka...jalan hidup memang sudah digariskan oleh Allah SWT. Siapa sangka kak Lensi yang datang kesini cuma untuk vacation malah end up married ama Mike temannya Mazen.

Empat tahun sudah kami bersama. Jarak tinggal kami cuma lima menit driving. Hampir setiap hari kami lalui bersama-sama. Biar udah ketemu tiap hari tetap aja ngobrol di telpon seperti ga ketemu seharian. Susah senang kami lalui sama-sama... Kak Lensi bukan saja kakak buatku, ia juga mommy buat anak-anakku (makanya dipanggil mamici-red), pokoknya ia segala-galanya dech buatku...ya kakak, ya teman dan juga ibu kadang-kadang...

Aku ga bisa membayangkan bagaimana hari-hariku kedepan tanpamu kak Len! Ga sanggup aku memikirkannya... Apa boleh buat kau bukan milikku. Kak Lensi harus pindah ke Hays, Kansas demi suaminya tercinta. Aku ga boleh egois... dulu kan aku juga yang meninggalkan saudara-saudaraku di tanah air, memilih hidup jauh demi cinta (ahem...). Aku tau bagaimana sedihnya hati orang tuaku , kakak dan adik-adik, saudara-saudara dll melepaskan kepergianku. Tapi mereka merelakan kepergianku karena inilah bagian kehidupan. Sekarang giliranku yang ditinggalkan...sedih..sedih...pilu hatiku!!!

Selamat jalan kak Lensi, Mike...good bye mamici and uncle Mike...kami semua akan merindukanmu. Semoga berjaya di tempat yang baru. We love you so much!!!