Monday, November 10, 2008

Uang Saku Kendall

Dimulai dari awal musim panas lalu Kendall sudah mulai menerima uang saku (allowance) mingguan. Seminggunya $5.00. Sebenarnya Kendall belum begitu mengerti uang, atau boleh dikatakan dia belum butuh sama sekali. Tapi uang saku tetap kuberikan untuk melatih Kendall menabung. Sebagai informasi ya...anak2 di Amerika khususnya anak2 SD biasanya ga begitu peduli sama uang karena kebiasaan jajan disini ga sama dengan kebiasaan jajan anak2 di Indonesia. Di Indonesia kulihat dari jaman aku kecil sampe jaman anak2nya sekarang masih sama. Setiap anak mau berangkat ke sekolah selalu dibekali uang jajan untuk membeli makanan/minuman. Namun budaya begitu ga ada disini, pasalnya di sekolah ga ada yang jualan. Anak2 paling dibekali makan siang, atau bayar per bulannya. Alhasil kebiasaan minta jajanpun nyaris ga ada. Pulang sekolah juga begitu...bukan seperti di Indonesia banyak tempat jajanan dekat2 rumah, yang tukang bakso ga berhenti lewat lah, tukang es krim, tukang sate, tukang ini tukang itu...segala macam tukang yang benar2 bikin kantong ortu bocor terus. Syukurnya yang gituan disini juga ga ada. Alhamdulillah!

Nah...setelah Kendall mulai menerima uang saku, seperti dugaanku dia benar2 ga tau mau diapakan uang itu, yang dia tau hanya untuk membeli buku. Syukurlah kalau dia memang berminatnya di buku. Namun lama kelamaan terutama di musim panas, dimana anak2 ga sekolah semakin terasa kok pengeluaran semakin bocor terussssssssss... makanan ringan di rumah ga boleh putus, plus sekali2 anak2 harus dititip...maklum ortunya kerja bo!!! Lama2 makin ruwet juga otakku...aku bernegosiasi sama Kendall. "Kendall boleh ga uang sakunya diputusin, mommy and daddy don't have much money right now". Khadija harus pergi ke baby sitter setiap hari setelah pulang sekolah...Kendall ngerti kan? Wuih Kendall emang benar2 anak yang baik dech...ngerti buanget, dengan berlapang hati dia menerimanya.

Lama kelamaan taktik itu juga ga bertahan lama. Karena ga ada uang saku Kendallpun terpaksa minta uang untuk beli buku, yang kalau dihitung2 mendingan kasih uang saku aja, karena dengan adanya uang saku dia selalu bisa nunggu sampe uangnya cukup baru beli buku. Sedangkan tanpa uang saku kapan aja dia pengen dia minta. Aku terkibuli dengan siasatku sendiri hi hi hi... Hhmmmmm...mikir lagi aku... akhirnya aku tawarkan Kendall ide yang lain. Mulai sekarang Kendall sudah boleh punya "chores" (kerjaan rumah sehari2), setiap chore Kendall dapat 25cent...wuah senangnya dia. Sejak itu dia menjadi super rajin... yang lucunya kalau ada tiga plastik sampah tiga kali juga dia angkat supaya bayarnya tiga kali ha ha ha... kubiarkan saja karena kalau kuhitung masih terlalu kecil jumlahnya dibanding dengan uang saku. Kasihan dech Kendall dia sama sekali ga ngeh bahwa dengan begini sebenarnya dia mendapat lebih sedikit tapi berbuat lebih banyak ha ha ha... tapi ga papalah melatih anak2 untuk menghargai nilai uang.

Hari ini anak2 ga sekolah, baru bagi rapot (Alhamdulillah Kendall is a strait A student). Aku bilang mau ga Kendall rake (sapu) daun2 di halaman itu? Wuah bukan main dia senangnya... dia minta dibayar 25cent per jam ha ha ha... Khadija juga minta uang saku nih...bedanya Kendall ama Khadija kalau Kendall menabung untuk buku, Khadija menabung untuk mainan. Makanya rapot yang diterima juga persis dengan karakter mereka...Kendall WOW!!! Khadija WADOW!!! Emang dech lain anak lain2 sifatnya!!! Ga tega aku dengan upah yang begitu kecil itu...anak2 kuberikan sedollar seorang, padahal rake nya juga ga sejam. malah banyak mainnya lagi... daun2 yang sudah ditumpuk malah berserak lagi dilompat2in. Tapi biarlah...sebenarnya bukan jumlah uang itu pesan yang ingin kusampaikan kepada anak2. Namun sifat untuk menghargai nilai uang yang harus diraih melalui perbuatan, atau paling ga itu menurut ahli keuangan di Amerika Suzie Orman yang paling sering aku dengerin nasihatnya, maksudnya biar cepat kaya, atau untuk belajar ngerem...ngerem apa ajaaaaaaaaa jangan jalannya terlalu kencang!!!

Alhamdulillah...sejauh ini sepertinya taktikku cukup jitu. Paling tidak sampe Kendall sadar bahwa sebenarnya dia dirugikan. Kendall semakin positip menyongsong hari esok, ga sabaran menunggu salju turun supaya dia yang menyekop salju nanti ha ha ha... Aku bilang kenapa ga beresin aja kamarnya?! Jawabnya..."Oh I can't... if I clean it up I can't find stuff anymore ha ha ha... Kendall...Kendall...

Thursday, November 06, 2008

Nilaiku Dimata Khadija

Sebelum tidur seperti biasa Khadija aku suruh baca doa. Kali ini kutanyakan doa apa saja yang Khadija sudah tau? Kan tante Lili suka ngajarin Khadija baca doa? Terus jawab Khadija gini:
"It's so hard for me to understand her" he he he...
Aku jadi penasaran, kutanyakan lagi gimana kalau dengan aunt Hena atau aunt Rabiah, Khadija ngerti ga? Jawabnya sometimes.
"So who do you understand the most then?"
"Abang" jawabnya... " In my brain he is like a full moon"... Wow apa pulak maksudnya nih?
Sambungnya lagi "For me he is like 100%, he is a good English speaking" Wow...aku ga pernah nyangka itu pendapatnya tentang abangnya. Penasaran pengen tau juga nih kalo dia bisa kasih score buat Kendall, berapa pulak score untukku?
"So...if abang 100% , how much do you think I am" tanyaku.
" Oh... I think you are about 7 %" Gubraks!!!

Wednesday, October 15, 2008

Kendall dan Khadija

Kendall...

Biasanya Kendall pergi dan pulang sekolah selalu dengan menggunakan bus sekolah. Hari ini udara benar2 tidak bersahabat. Dingin berhujan... dan kebetulan juga hari ini aku pulang hampir berdekatan dengan jamnya Kendall pulang sekolah. Kasihan membayangkan dia bakal jalan kaki dari tempat pemberhentian bus ke rumah, akupun langsung menunggu dia di pemberhentian bus itu. Tak lama kemudian bus pun tiba... Kendall berlari2 kecil langsung menuju ke dalam mobil. Di tangannya kulihat ada payung... rupanya daddynya ga lupa membekalinya payung tadi pagi. Melihat Kendall berlari menghambur ke dalam mobil kok rasanya hatiku bahagia sekali?! Mungkin tidak semua orang sebahagiaku menjemput anaknya... tapi bagi seorang ibu yang kesempatan seperti ini begitu langka tak heranlah saat ini seperti mendapat peluang emas, betapa bahagianya!!!

Khadija...

Setiap hari Rabu hari "show and tell" nya Khadija di sekolah. Kali ini temanya harus dimulai dengan huruf "M". Malam sebelumnya Khadija sudah kunasihatkan untuk mempersiapkannya. Tapi dia bingung sekali mau mempersembahkan apa buat besok. Dan aku ga mau mempengaruhi pikirannya, biarlah ide semua datangnya dari dia. Tak kusangka ide yang datang dari Khadija. Dengan sangat gembira dia langsung memasukkan boneka domba (stuffed lamb) ke dalam ranselnya..."mommy, I changed Sally's name to Minnie so I can bring this to my show and tell day tomorrow"... Plak... anakku pinter atau cerdik?!


Sunday, October 12, 2008

Rindu Aceh...

Setibanya "wali nangro" Hasan Muhammad di Tiro (Hasan Tiro) di tanah rencong rasa rinduku kepada tanah yang sama juga semakin mendera. Tak bisa membayangkan bagaimana pak Wali bisa melewati tiga dekade tanpa pernah menghirup udara Aceh. Baru saja di awal tahun 2006 aku kembali berkunjung ke Aceh dan berlibur bersama anak2 selama dua bulan, namun rasanya sudah berabad yang lalu kutinggalkan, kerinduanku ke negeri serambi mendera kembali.

Aceh tanah lon sayang...begitulah kami selalu menyebutnya. Memang tidak mudah untuk dilupakan. Sekali anda menghirup udaranya, anda selalu ingin kembali kesana. Konon lagi kalau udara itu dihirup dari detik anda hadir di dunia ini? Tak ada yang bisa memutuskan cinta kasihmu terhadap tanah leluhurmu...kecuali dirimu sendiri, yang mengingkari bagian dirimu yang menjadikanmu saat ini. Tanah leluhur selalu setia menanti anda untuk kembali. Meski masih banyak saudara2 disana, kita harus realistis...bahwa suatu saat semua akan pergi...tapi tanah air tetap disana menantimu.

Di mesjid Baiturahman pak Wali kembali dielu2kan oleh masyarakat Aceh, di mesjid itu pula akad nikahku diucapkan, mesjid agung keramat itu yang mengantarkanku tiba disini. Siapa bisa melupakan "kuta raja" ini, kalau setiap tempat dan hampir setiap sudut pernah kupahat sejarah dan kenangan? Dan hampir setiap umat seantero Aceh aku kenal?

Aceh kutinggalkan di pertengahan tahun 1995. Bukan saja saudara2ku yang menangis melepas kepergianku. Aceh pun berduka! Sungguh...Aceh bergejolak, Aceh menangis semua berawal di tahun2 kepergianku. Begitu tanah rencong kutinggalkan, dia tak pernah sama lagi.

Diawali dengan krisis moneter hingga bergejolaknya perang yang menuntut Aceh Merdeka, disusul dengan referandum. Pemerintah Indonesia kemudian menurunkan militer2nya di Aceh sebagai daerah rawan, gawat darurat yang benar2 menyulitkan kepulangan kami ke tanah air. Kemudian gempa tsunami meluluh lantakkan tanah Aceh, mengambil ratusan ribu nyawa yang sebenarnya sudah banyak habis akibat perang, dan akhirnya diberikannya otonomi khusus oleh pemerintah Indonesia Aceh sebagai negeri bersyariah. Cukup sudah air mata yang terkuras oleh masayarakat Aceh, cukup sudah harta dan jiwa terampas!

Bayangkanlah...kejadian ini semua terjadi setelah kutinggalkan! Aku tidak pernah merasakan hidup dalam ketakutan yang dialami orang2 Aceh pada masa perang. Dimana hampir setiap malam selalu terdengar suara ledakan atau tembak2an. Ketakutan keluar di waktu malam. Dalam masa rawan itu...aku ada berkunjung ke Aceh beberapa kali... aku masih ingat Khadija sakit panas tengah malam. Perjalanan membawa Khadija ke dokter cukup menegangkan. Di dalam mobil kami selalu berdoa, di malam gerimis itu... hampir setiap jarak 1 kilometer kita harus berhenti diperiksa oleh militer dengan senapan yang jelas sekali diarahkan ke kita. Proses pemeriksaan ini bagi yang belum pernah merasakannya selalu merasa hidup dan matinya dikompromikan saat itu. Paling tidak itulah yang aku rasakan... karena di setiap pemberhentian kita tidak tahu pasti siapa yang menyetop kita sampai kita benar2 diperiksa. Alhamdulillah selama aku disana semua terlewati dengan aman, meski tak seharusnya aku melalui masa2 itu.

Kunjunganku tahun 2004 di masa gawat darurat. Aceh masih dibawah pengawasan militer. Setiap minggu anak2ku yang berpasport Amerika harus melaporkan diri ke kantor polisi, yang bukan saja menyita waktu dan biaya, bahkan air mata?! Kok bisa sebegini sulitnya...anak2 yang masih berbau kencur saja dipertanyakan kehadirannya... begitu tertutupnya Aceh kepada dunia luar.

Di penghujung tahun 2004 Acehpun hancur...habis dilebur ombak tsunami. Masha Allah... baru saja beberapa bulan berselang setelah kutinggalkan. Meski tidak pernah mengalami secara langsung semua kejadian2 yang maha dahsyat itu, tidak sedikitpun mengurangi kecintaanku kepada tanah air. Tidak sedikitpun aku merasa bahwa bagian dari ke Acehanku berkurang...tidak sama sekali. Bahkan... rasa cintapun bertambah dalam. Jeritan tangis masyarakat Aceh, kurasakan lebih berat disini jauh di rantau orang. Perasaan tak bisa berbuat banyak untuk tanah air membuat diriku lebih tersiksa lagi.

Kini Aceh telah damai...pak Walipun akhirnya kembali menginjakkan kakinya di bumi Seulawah. Bagaimana pak Wali bisa membunuh kerinduannya kepada tanah leluhurnya selama ini tak ada yang bisa memahami kecuali beliau sendiri... karena hanya aku sendiri jualalah yang tau bagaimana rasa rinduku kepada Nangro Aceh Darussalam. Hasrat untuk kembali ke tanah air begitu menyiksa! Insha Allah... dengan damainya Aceh kunjungan kami berikutnya akan lebih mudah. Selamat datang pak Wali...

Bersambung...

Wednesday, October 01, 2008

Malam Takbir

Denting takbir kali ini jauh berbeda dengan yang sudah2, iramanya rame, meriah dan berisik. Pasalnya hadiah lebaran untuk Kendall tahun ini adalah gitar. Meski puasanya Kendall bolong 6 hari tapi dia memang pantas dapat hadiah yang bagus, dan gitar emang sudah lama sekali diidamkannya. Jadilah malam sebelum lebaran ini sambil bertakbir yang kami ikuti melalui online dilatar belakangi dengan genjreng-genjreng suara gitar Kendall.

Sementara Khadija sudah cukup puas dengan boneka berambut pirangnya yang dibeli di menit-menit terakhir. Hadiah buat Khadija ini bukannya aku menyepelakan Khadija dech...tapi Khadija setiap ditanya mau apa selalu berubah2...yang diinginkannya kebetulan sedang ga ada di toko. Akhirnya aku serahkan saja ke Khadija dan membiarkannnya memilih sendiri, dan pilihan jatuh ke si cantik molek yang berambut pirang ini.

Nah...kalau anak2 dapat hadiah itu apalagi buat emaknya?! Masha Allah.......... tahun ini emang benar2 lebaran dech! Syukur tak henti2 kupanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua rahmat dan kemudahan yang diberikan... belahan jiwa menghadiahkanku sebuah mobil... no kidding... muobilllll!!! Yach... sebenarnya emang kebutuhan yang sudah mendesak sih. Mobilnya Mazen sudah mengulah. Sebelum menggrogoti kocek terus menerus mendingan beli baru aja sekalian. Jadinya mobilkupun turun tahta menjadi milik Mazen, dan aku dapat yang baru. Yach sekalian ajah bilangnya hadiah lebaran... terima kasih "hon"... Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillah...

Malam takbiran yang penuh rahmat... aku tak mau terbawa emosi yang hanya akan menguras air mata saja. Setelah tuntas pembukaan2 akupun bergegas pergi pesta... pengennya sih pergi keluar takbiran seperti di Aceh, yang setiap malam takbiran seperti pawai...semua orang keluar dengan kendaraannya sambil membaca takbir. Apadaya... yang begituan tidak ada disini. Aku memilih mengikuti gerombolan Pakistan yang berpesta pora sebelum hari lebaran.

Masyarakat Pakistan malam lebaran selalu menagadakan hena party (malam berinai/pake pacar). Pesta ini biar hanya dihadiri segelintir orang2 tapi bukan main glamournya yang datang. Semua hadir dengan pakaian mereka yang terindah, perhiasan yang berjuntai2... pokoknya gebyar dech!!! Biasanya acara diiringi dengan menari2 sambil menabuh gendang, tapi kali ini karena pestanya diadakan di rumah sister Khairunisa yang di dalam masyarakat Pakistan mereka juga termasuk yang super alim, jadi segala macam musik tidak dizinkan di rumah itu. Namun demikian acarapun berlangsung dengan meriah. Sere ketumbar jahe... semua sibuk ngobrol dengan bahasa Urdunya, aku juga asik dengan makanan ringannya...

Malam semakin larut... takut ga kebangun besok pagi untuk menghadiri salat Eid, akupun mengundurkan diri. Kembali pulang ke rumah kudapati semua sudah pulas.

Esok paginya kita sholat di mesjid dan begitu selesai langsung menyerbu ketupat di rumahnya keluarga Lambogo. Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar...Wallila Ilham... Selamat Lebaran semuanya, mohon maaf lahir dan batin. Mungkin ada perkataan yang salah dan tidak berkenan di hati para pembaca yang budiman mohon dimaafkan... percayalah semuanya pasti tidak disengaja. Saya juga mohon dimaafkan sering berkunjung ke blog teman2 kadang lupa menyapa, nyelonong masuk aja meski itulah resikonya bikin online jurnal, tapi tetap saja maapin yach! Atau kadang saya sering disapa tapi tidak sempat menyapa kembali...maap...maap...
Minal Aidzin Walfaizin...........
kika... sister Maimona, Sarya, aku, Hena dan Fauzia

kika... Hena, aku, Naima dan Forkhunda

Mbak Srie sedang ditato ama dukun tato...

Ini dia...first lady nya Mali...

Thursday, September 18, 2008

Tragedi Pasuruan

Kan ga perlu kejar tayang... ini hanyalah blog belaka... yang tulisannya ga bisa dimuat di koran. Jadi kapan aja mau ditulis yah sah2 saja, ga ada bos yang ngomelin kenapa lama sekali tulisannya keluar. Jadi biarlah ini sekedar bacaan menanti beduk berbuka!

Bagiku tragedi Pasuruan yang mengenaskan bukan saja potret buram kemiskinan di Indonesia, namun potret buruk mental bangsa. Masha Allah...niat baik keluarga dermawan yang ingin membagi2kan rezekinya malah membawa musibah! Maha Besar Allah...yang mengetahui segalanya, apa gerangan hikmah yang bisa diambil dari kejadian itu? Bayangkan ibadah di bulan suci malah mendapat bala, konon lagi kalau punya niat jahat di bulan yang penuh keajaiban ini.

Bukankah dalam Islam diajarkan untuk jangan beria-ria? Termasuk dalam hal bersedekah, ibaratnya kalau memberi dengan tangan kanan jangan sampai tangan yang kiri tau. Tapi ternyata kita hanyalah manusia biasa, insan yang diciptakan Allah yang punya perasaan ingin dihargai dan ingin diakui identitasnya. Begitu juga yang ingin dirasakan oleh keluarga dermawan itu. Bagaimana tidak...ada uang 50 juta mau dibagi2kan kok mau diam2 saja. Memang serba salah...mau diam2 ntar bisa mendatangkan fitnah. Para tetangga suka bergosip...kok sudah kaya begitu ga mau sedekah? Demi menghindari fitnah dan menyelematkan para tetangga dari dosa bergunjing lebih baik sedekah ini dipublikasikan saja. Niat yang tadinya untuk meninggalkan nama baik di kelurahan malah terbalik dan seantero dunia mengutuk beliau...Masha Allah!!!

Manusia memang kalau memberi apalagi pemberiannya yang besar kalau bisa semua orang tau, tapi kalau pemberian itu kecil diam2 saja, malah kalau bisa memilih anonymous atau dengan pedenya memilih nama "hamba Allah". Aku ingat waktu masih tinggal di Malaysia ada suatu kejadian. Tetangga dan sekaligus temanku yang paling baik terkena musibah, mobilnya terbakar. Dua hari kemudian selebaran sumbangan didatangkan dari rumah ke rumah. Kebetulan selebaran itu datang ke rumahku setelah melewati beberapa rumah. Jadi otomatis namaku akan masuk ke urutan yang tengah2. Kulihat nama teman2 diatas dengan jumlah uang yang disumbangkan. Yang sumbangannya besar menulis namanya besar dan jelas, sedangkan yang kecil menulis namanya kecil dan samar2 sehingga sulit terbaca, bahkan ada yang langsung aja menulis nama hamba Allah. Terus terang aku juga termasuk golongan yang menulis nama hamba Allah (duh malu2in nih...). Pada saat itu kami benar2 di posisi yang ga bisa memberi banyak, keuangan sangat terbatas, sekolah ga pake beasiswa! Bagai hendak memakan buah simalakama! Mau tulis nama malu, ga tulis ntar dipikir aku ga nyumbang pulak...serba salah dech! Akhirnya pede aja ini pemberian iklahs dari hamba Allah... Emang dasar... kenapa sih pemberian yang kecil dengan beraninya kita membawa nama Allah, tapi kalau sudah besar malah lupa? Dengan jelas kita menulis nama lengkap dan alamat supaya yang menerimanya tau bahwa itu dari kita? Padahal rezeki yang kita bagikan itu datangnya dari Allah? Tapi pada saat membagikannya kita lupa membawa nama Sang Pemberi itu?

Memang sulit berbuat baik kalau tak ada yang peduli. Tapi kita bukan sendiri... contohnya saja Oprah wanita terkaya di dunia yang begitu pemurahnya membagi kekayaannya buat orang lain. Tapi tentu saja setiap uang yang akan disumbangkan harus melalui acara TV nya agar seluruh jagad raya mengetahuinya... apakah kurang uang yang sudah dia berikan? Apakah kurang ketenaran yang dia peroleh? Tentu saja tidak...manusia tak pernah puas!

Dengan sangat malu aku mengakui bahwa ternyata aku juga pernah masuk dalam potret buruk mental bangsa itu he he he... Mudah2an semua ini menyadarkan kita. Selalu ingat...bahwa memberi itu selalu lebih baik daripada menerima. Sudah pernah rasa ga jadi penerima? Kenapa orang diberi sumbangan sering menangis terharu dan sedih menerima pemberian, sedangkan yang memberi ga pernah menangis? Karena perasaan memberi itu selalu membahagiakan hati, apalagi melihat yang menerimanya senang, berterima kasih kapada kita serasa ingin memberi lagi kan? Awas lho...kalau perasaan ini tidak ada berarti anda belum ikhlas!!! Sedangkan yang menerima sering menangis.... karena sesungguhnya menerima itu sangatlah berat! Percayalah saudara2 kalau ada pilihan kita tidak mau meminta, kita tidak mau menerima!

Tragedi Pasuruan semoga menjadi pelajaran buat kita semua. Semoga para korban yang pergi mendapatkan tempat yang terbaik disisiNya. Juga buat sang dermawan hanya Tuhanlah yang tau tempat yang terbaik untuk beliau. Selamat menanti berbuka... jangan lupa membayar zakat melalui jalur yang benar!

Thursday, September 11, 2008

Ramadhankoe...

Ga terasa sepertiga ramadhan sudah berlalu, dan duapertiga saat lagi bulan suci ini kita jalani. Namun demikian suasananya masih belum juga terasa. Cuma lapar dan ngantuk di siang hari yang menyadarkanku bahwa aku sedang menjalani puasa.

Kekhawatiran bagaimana menghadapi puasa kali ini yang waktu bukanya semakin lama ternyata ga ada gunanya. Berkat rahmat Allah SWT kekuatan itu selalu ada! Insha Allah kami semua masih tetap gagah perkasa sampai ke penghujung nanti.

Ramadhan yang sudah kami lalui ini memang sedikit gersang. Dapurku nampaknya sebulan total ga bakal ngebul. Untuk memuaskan perut akupun rajin ke mesjid dan berbuka disana. Sementara Mazen dan anak2 berbuka di rumah, order makanan atau makan diluar. Sebenarnya bukan ramadhan seperti ini yang aku inginkan untuk keluargaku. Tapi apa daya... manusia punya keterbatasan. Aku jauh dari sempurna... ternyata aku dan karir (duh karir ni ye?) ga bisa jalan bersamaan. Mungkin banyak wanita di luar sana yang bisa menjalani karir dan rumah tangga berdampingan dengan harmonis. Sori dech aku ga bisa begitu... kerjaan dan rumah tanggaku ga bisa kompak. Kalau sudah kerja rumah tanggaku yang emang benar2 bertangga jadinya kocar kacir, selalu dalam keadaan badai topan.

Akhir2 ini niat mau pensiun begitu mendera. Sulit ditebak apa karena bekerja sambil berpuasa yang bikin badan cepat lelah, atau lingkungan kerja yang semakin membosankan, atau gajinya kekecilan? Kayaknya alasan yang ketiga lebih tepat! Maksudku ga seimbang gitu... antara waktu yang kuhabiskan di tempat kerja dengan pengorbananku terhadap keluargaku... Maunya sih kerjanya sedikit tapi gajinya besarrrrrrrrrrrrrrrr, malah kalau bisa ga usah kerja tapi dibayar...

Tapi ngomong2 soal gaji...baru aja mikir2 mau pensiun aku baca di koran berapa gaji anggota parlemen di Indonesia? Menurut info dari kompas sebulannya 8 juta rupiah...cuma duduk aja di kursi! Untuk mendapatkannya malah harus pake nyogok lagi, bisa sampe 300 jutaan... ih amit2 dech...apa balik ga nanti modalnya? Ya balik dong...nanti kan bisa korupsi...banyak proyek ini itu bisa dikongkalikong... jalan menuju kekayaanpun mulusssssssssssss... Kok aku malah pengen pensiun? Yang gajinya jauh gedean dari anggota parlemen di Indonesia? Ga pake nyogok lagi, cuma modal dengkul doang ga perlu pake otak... kok sebegini susahnya? Dasar manusia emang ga pernah puas... mungkin aku nih maunya ga usah kerja tapi banyak duit, emang dasar!!! Bukannya disyukuri aja apa yang sudah ada ini...mbok ya dijalani. Kerja terus selagi masih sehat, ntar kalau kesahatan yang baik sudah diambil Allah mau bilang apa? Pengen kerjapun ga bisa lagi... jangankan untuk menghasilkan eh malah jadi beban orang lain. Ayo...ingat, ingat terus... betapa mudahnya sebenarnya hidupku, jangan komplen. Jalani aja... ingat masih banyak tempat dalam peta yang belum aku lihat... Ingat kalo jalan2 ke toko... tas, sepatu, baju menjerit, merayu, memanggilku minta dibeli! Masha Allah... begitu banyaknya yang aku mau... kok mau nongkrong aje di rumah?! Suamiku bukan konglemerat...tapi cukup sudah kesenangan yang diberikan, nah kalo mau lebih ya cari sendiri donk!

Akhirul kalam...untuk sementara niat bekerja masih terus dijalani. Kembali kepermasalahan puasa yang sudah terlalu jauh mukadimahnya! Ramadhanku tahun ini terasa lebih ringan dari yang kubayangkan. Dengan suaraku yang parau, serak2 basah kumeriahkan subuhku dengan mengaji, sementara yang lain pulas kembali setelah sahur.

Di siang hari semua pada sibuk dengan kegiatannya masing2. Anak2 di sekolah, yang Alhamdulillah Kendall puasanya masih bagus meski harus berolah raga, plus latihan bola dua minggu sekali. Menjelang waktu berbuka semua menyibukkan diri dengan apa saja yang bisa membunuh waktu. Lentera ramadhan hanya sempat dihidupkan hari pertama puasa, karena cuma hari itulah kami semua sempat duduk berbuka di meja makan. Hari2 berikutnya kalo aku ndak ke mesjid, kami duduk berjajar di ruang tv... benar2 tak semeriah bulan puasa di tanah air. Kalau aku sedang rajin ada juga air teh dingin untuk berbuka, tapi kalau sedang malas air putih saja sudah cukup...tak ada minuman air buah dingin, kue2 basah jajanan pasar... gersang... gersang... gersang... Tapi anak2 ga keberatan, because there is nothing to compare to... ga seperti aku yang asik membanding2kan dengan puasa bersama keluargaku di tanah air. Malah buat Kendall kalau ada pizza atau hamburger itu sudah bukaan yang paling sedap... perutku yang menjerit2 minta masakan Indonesia. Tak apalah hikmah ramadhan bukan dari iftarnya saja, banyak hikmah2 lain yang bisa diambil. Maafkan aku habibi... Kendall dan Khadija... mommy ga bisa menghidangkan santapan lezat di meja makan... mungkin ini bukan ramadhan yang ingin kalian kenang, tapi Insha Allah tahun berikutnya akan lebih baik. Tetap tegar semuanya yach... mari kita semarakkan di hari raya nanti!!!

Friday, September 05, 2008

Iseng aja!!!

Pertama2...selamat menjalankan ibadah puasa buat semuanya, maafkan kalau ada salah! Hari ini aku sedang dalam dilema besarrrrr... bingung untuk mengambil keputusan. Dibulan Ramadhan ini yang seharusnya memperbanyak ibadah, yang salah satunya ibadah bekerja biar bisa bersedekah lebih banyak (baca bayar bill-bill), aku malah memikirkan untuk berhenti.

Bingung...bingung... ga bisa ngambil keputusan. Ga tau bagaimana akhirnya malah main tanya jawab ini yang kudapat dari blog teman2 lain he he he...biarlah ngelepasin stress!!!

1. Kamu ce apa co?
Ce

2. Kamu abis ini mau kemana?
Tidur

3. Kamu suka makan spagethi ga?
Suka

4. Warna mousepad kamu apa?
Ga pake mousepad, lebih suka pake touchpad

5. Apakah kamu orang yg pendendam?
mungkin...

6. Kamu lagi pengen dicium ?
ga... udah mati rasa!!!

7. Kamu pernah ngga makan nasi pake jeruk sama sambel?
ga, tapi makan nasi panas pake garem tambah minyak dikit pernah, enak lho...boleh dicoba kalo ga percaya!

8. Kamu lagi pengen ngapain sekarang-sekarang ini?
pengen lariiiiiiiiiiiiiiiiii..... lari dari kenyataan.......

9. Apa kamu sedang mengharapkan sesuatu? Apa itu?
selalu... banyak... ga berani nyebutinnya takut ga kesampaian!

10.Kamu mau ngga kalau misalnya pacar kamu dtg bawa bunga buat kamu?
bekas pacar sekarang sudah jadi suami, ya mau donk...

11.Apa kamu lagi deket sama seseorang?
Ya, sama abang Kendall

12.Apa yang akan kamu lakukan kalau misalnya kamu dapet uang 10 Milyar?
bawa semua sodare sekampung kesini

13.Mau ga dpt uang segitu?
emang ada ya orang yang ga mau?

14.Apa sifat buruk kamu?
terlalu banyak mikir

15.Kamu berencana menikah dekat-dekat ini?
nggak ah... udah cukup sekali dan mudah2an sampai akhir hayat

16.Kamu lagi benci sama siapa?
banyak

17. Makanan terakir yang kamu makan ?
nasi soto

18. Jenis permen yang lagi kamu suka?
ga suka permen

19. Keadaan hati/pikiran kamu detik ini?
kacau...ga bisa ngambil keputusan

20. Suka warna apa?
oranye gelap yang nyaris seperti coklat tua

21. Bunga yang paling indah menurut kamu?
semua bunga indah, kecuali bunga kredit card

22. Pernah berantem sama sahabat sendiri?
ga...aku ga suka berantem, lebih sering diserang daripada menyerang, maklum orang baik2 bukan preman

23. Ngeliat mantan kamu jalan sama co/ce lain?
namanya juga mantan, kok dipikirin amat?

24. Buah yang paling kamu suka?
buah tangan...dari siapa aja pasti senang!

25. Nyaman sama kehidupan kamu?
Alhamdulillah...

26. Hal yang buat kamu lega detik ini?
punya keluarga

27. Punya alamat msn/ym?
punya

28. Teman dalam minggu-minggu ini?
emangnya celana dalam bisa sering2 diganti?

29. Binatang yang paling kamu takuti?
ular

30. Roti yang paling kamu suka?
french bagget (eh apa bener nih spell nya?)

31. Suka berdoa?
suka...tapi kadang2 malu sama Allah terlalu banyak meminta, aku ingin lebih banyak memberi. Insha Allah di bulan suci ini bisa lebih dekat denganMU lagi ya Allah.

32. Teman lawan jenis kamu yang paling sering kamu ajak curhat?
suami...tapi selalu buntutnya malah jadi perang he he he... enakan curhat ama cewek ouey!

33. Keadaan keluarga kamu sekarang?
aman2 aja... siang kelaparan, malam kekenyangan...sahurnya ga nafsu makan!

34. Kabar baik yang kamu terima hari ini?
ga ada...

35. Hari ini habis darimana aja?
kerja...dan jemput Khadija dari rumah Lili

36. Lagi pengen makan apa?
ga pengen makan apa2...

37. siapa orang yang kamu inginkan untuk menemani kamu sekarang ?
my mom...

38. Orang yang paling kamu sayangin?
Kendall, Khadija, suami, mami papi, kakak dan adik2 dan semua sahabat2ku...

Huu... selesai juga. Yang nanya dengan yang jawab sama2 ga ada kerjaan! Yang baca lebih ga ada kerjaan lagi ha ha ha... Dasar emang lagi sentress!!!

Monday, July 21, 2008

Kota Hantu...Ultah Pam

Hari ini ulang tahunnya Pam. Aku ingin sekali membuat hari ultah ini yang paling istimewa buat Pam, karena Pam benar2 seorang sahabat yang paling baik, tahun ini juga Pam akan melepas masa lajangnya dan sebelum diboyong sama calon suaminya ke Uganda kami ingin menghabiskan saat ini sampai ke titik darah penghabisan bin gila2an.

Sambil menunggu acara ultah nanti malam kami putuskan tur hari ini hanya di sekitar sini, yang tidak begitu jauh. Tidak disangka...pilihan yang hanya untuk menghabiskan waktu sambil menunggu malam tiba ternyata pilihan yang paling jitu. Malah seharusnya kunjungan kesini harus dimasukkan sebagai tujuan utama, bukan kunjungan sampingan.

Latar belakang kota hantu, lihat rumah penduduk yang tak terhuni. Si hitam berkacamata ini buka hantunya lho!

Kota berhantu "Ghost Town" San Pedro cuma 40 menit dari kota. Kota tambang yang lokasinya di atas bukit. Perjalanan kesana cukup mengguncangkan, maksudnya memang benar terguncang2...melewati banyak perkampungan, jalanan berlubang2, panas dan berdebu. Selama perjalanan aku ga tau apa mobilnya ada AC atau tidak, mau minta dihidupkan AC segan, maklum Ale seorang single mom, meskipun segala macam akomodasi aku dan Pam yang menanggungnya tetap saja aku merasa kelewatan kalau terlalu banyak meminta. Jadi demi menghindari debu yang nyaris menutupi penglihatan kami harus menutup jendela rapat2, di dalam mobilpun serasa sedang mandi sauna.

Jalanan ke bukit yang terjal tanpa batas di sisi jalan. Hanya beberapa inci memisahkan kami dan jurang. Pam memilih untuk duduk dibelakang untuk keamanannya, sedangkan aku...eh aku kan orang Aceh udah biasa nih dengan jalanan yang ga jelas lalu lintasnya! Sampai disana, mendapati pemandangan yang cukup indah, sirna semua ketakutan dan debu yang harus kami lewati tadi. Kota tua berhantu berkesan tak berhantu, malah sebaliknya ramah dan indah. Begitu memasuki kota ini aku begitu terharu, membayangkan Mexico kota inilah yang ada dibenakku.



San Pedro adalah kota tambang emas dan perak yang ditemukan tahun 1592, terbengkalai hampir lima puluh tahun lalu. Meskipun kota ini sudah dibuka kembali kelihantannya akan mengambil waktu yang cukup lama untuk bisa dijadikan pemukiman kembali. Mungkin karena sarana transportasi belum memadai dan sumber air yang sangat terbatas sehingga hanya penambang saja yang datang kesini, selain turis. Kota yang persis diatas bukit ini begitu indah menurutku, kota kecil seperti dalam dongeng, begitu sepi. Semua bangunan dan rumah penduduk tertutup dan terkunci, terabaikan bertahun2 lamanya. Meski di bawah kaki bukit tambang masih berfungsi, namun hanya segelintir orang2 kulihat.

Tak banyak yang bisa dilihat, dengan mobil hanya beberapa menit kota sudah habis dilintasi. Tidak ada restoran atau toko2 yang bisa dimasuki untuk istirahat atau belanja. Persediaan air minum kamipun cukup terbatas. Diatas bukit persis di bawah teriknya matahari tak tahan juga untuk berlama2. Setelah puas berfoto2 kamipun bergegas meninggalkan kota tua San Pedro. Pulang istirahat untuk merayakan ultah Pam.

Ulang tahun Pam...

Ale sudah membuat reservasi malam ini di sebuah restoran di tengah2 kota. Selain aku, Pam dan Ale, Claudia kakaknya Ale juga ikut memeriahkan. Rupanya hari ini Pam tak seorang yang berulang tahun. Sedang asik menapaki jalan ke resto kulihat ada seorang gadis cantik, bagai seorang putri duduk di kereta kencana menunggang kuda, dengan gaun mewahnya. Rupanya budaya Mexico ketika seorang putri memasuki usia 15 tahun adalah hal yang paling istimewa. Bagi keluarga yang mampu perayaannya seperti ini. Putrinya dibawa keliling kota dengan kereta kuda, sedangkan bagi yang tak mampu tetap harus dirayakan semeriah menurut ukuran mereka. Pokoknya 15 tahun adalah ulang tahun yang paling besar. Beda ya sama kita, kalau kita 17 tahun baru dianggap dewasa, disini mungkin orangnya lebih cepat matang, atau dipaksa untuk lebih cepat dewasa he he he...

Restoran malam ini, duh aku benar2 lupa dech namanya! Pokoknya bagus sekali. Lokasinya di atas atap bangunan, bersampingan dengan atap gereja yang di malam hari sinar lampunya memberikan warna yang bagus sekali. Dari atas atap ini hampir di setiap mata memandang memberi pemandangan yang indah. Begitu romantis...sesaat aku merasa bersalah menikmati liburan ini seorang diri!

Untuk memeriahkan acara kami semua memesan pina colada minus alkohol. Pam, Ale dan Claudia tidak minum alkohol karena mereka memang relijius, sedangkan aku... tak usah diperjelas lagi... haram... haram... haram!!! Makanan yang kami pesan bermacam2, maksudnya biar saling rasa2an. Sebagai pembuka kami mulai dengan chips and salsa plus guacamole. Begitu makanan utamanya tiba, perutpun sudah hampir kenyang. Alhasil makanan harus dibawa pulang. Jangankan untuk menyantap habis semua makanan tadi, untuk jalan pulangpun sudah tak sanggup lagi. Dengan gontai kami kembali ke mobil, melewati jalan yang dua kali lipat jauhnya, dengan niat mau membakar semua kalori yang baru saja kami lahap. Pengennya mau menghabisi malam ini dengan ikut gabung orang2 yang menari-nari di pusat kota, apa daya badan ini sudah lelah...lelah...lelah... besok pagi perjalanan panjang sudah dalam agenda. Kami harus kembali pulang. Selamat ulang tahun Pam, sahabatku tercinta. Semoga ulang tahunmu hari ini menjadi ultah yang paling berkesan untukmu. Tak kusangka dalam perjalanan ini banyak hari-hari yang kita lewati bersama. Semakin aku mengenalmu, semakin menarik kulihat dirimu Pam, betapa engkau seorang pribadi yang luar biasa. Aku pasti akan kehilangan kamu. Insha Allah aku bisa juga mengunjungimu di Uganda nanti. We'll see...we never know!!!

Sunday, July 20, 2008

Villa de Reyes

Tour kami hari ini ke sebuah desa yang namanya Villa de Reyes, tidak begitu jauh dari kota San Luis. Sampai disana ternyata guide tournya sudah menunggu. Mereka dengan sangat gembira menyambut kedatangan kami.

Memperkenalkan diriku sebagai turis dari Indonesia lebih menarik perhatian mereka daripada dari Amerika. Dengan penuh kekaguman mereka memintaku mengisi buku tamunya. Bayangkan aku dari benua lain bisa sampai ke desa kecil ini! Di buku tamu itu kulihat bahwa kami adalah pengunjung kedua, sedangkan yang pertama hampir tiga bulan yang lalu. Ga heran kalau mereka begitu tersanjung dengan kedatangan kami.

Amigo (pembawa tournya, aku lupa namanya nih, panggil aja amigo ya, yang berarti teman untuk laki2) memulai tournya dengan menceritakan sejarah "hacienda" ini yang sudah berusia 400 tahun lebih. Hacienda begitu populer di sejarah Mexico, yang kira2 kalau diartikan seperti sebuah villa, bungalo atau rumah peristirahatan. Hacienda yang ini dimiliki oleh Jerman yang kaya sekali. Di villa ini juga dia memiliki pabrik dan peternakan, dimana banyak penduduk lokal yang bekerja buat tuan tanah ini. Ntah bagaimana ceritanya... mungkin menurut pemerintah Mexico tempat ini tidak begitu historical sehingga villa beserta lahan tanah yang begitu luasnya dijual kepada swasta, tidak lain adalah ayah dari amigo.

Pam, Raul, Ale, Edy, Elaine dan amiga (kakaknya amigo) beserta putrinya


Di teras dalam villa

Di tengah2 penjelasannya sang amigo harus pergi meninggalkan kami, dan tur diambil alih oleh kakaknya. Sedangkan amigo asik dengan dua senorita (panggilan untuk wanita yang belum kawin/nona), dalam hati aku merasa lega bahwa bukan kami saja customernya. Ga lama kemudian kamipun bergabung dengan senorita2 ini menuju ke bendungan yang lokasinya jauh dari villa ini dan letaknya diatas gunung.

Perjalanan ke gunung sana dengan mobil pick up truck. Kita semua duduk di belakang, rupanya begini kalo pergi tur kelas ekonomi he he he... waktu KKN dulu aja aku ga sempat duduk di belakang gini, seperti tamu VIP aja aku malah duduk di depan bersama pak supir...aku ingat waktu itu aku ga berhenti2 ketawa kegelian duduk di depan mobil truk, rasanya tinggi sekali he he he... sementara teman2 yang lain duduk di belakang! Sekarang aku duduk disini ga habis2nya aku tertawa geli... di panas yang cukup terik, perut kosong...luapar minta ampun, badan terguncang2... setiap posisi aku coba supaya pantatku ga sakit, begitu aja mulai dapat posisi yang sedikit empuk terguncang lagi...berubah lagi. Aku pasrah...bayangin orang2 Mexico yang berjuang hidup untuk melewati perbatasan menuju Amerika mencari kehidupan yang lebih baik. Setiap hari kudengar cerita...dari sekian banyak yang coba masuk hanya beberapa yang berhasil... Aku ga boleh ngeluh!!! Ini vacation yang penuh adventure missy!!! Aku hanya bisa berdoa supaya truck yang sudah ngos-ngosan ini ga turun lagi setiap kali mencoba mendaki gunung. Juga, aku berdoa supaya kami semua bisa pulang dengan selamat tanpa sesat! Di bukit gurun ini jalan yang kami lalui bukannya jalan berjejak atau jalan yang sudah dibuat untuk dilalui kendaraan, hanyalah padang kaktus yang berbatu2. Supirnya mungkin sudah pengalaman atau pake naluri barangkali...

Padang gurun...berkaktus...

Setiba disana...ternyata hanya sebuah bendungan. Lho...kan emang sudah dibilang bendungan? Maksudku...kok bela2in amat mau liat bendungan? Kalo ini mah di Aceh juga ada he he he... Ga papa dech...nikmati saja. Mudah2an saja air minum yang cuma setengah galon ini cukup buat kami semua, mengingat betapa panas dan keringnya hari ini.

Amigo mengajak kami semua masuk ke terowongan di dalam bendungan. Masuk ke terowongan ini sedikit berbahaya. Setiap orang harus pegang2an dan harus merapat ke dinding, jangan terlalu banyak bergerak karena bisa2 jatuh ke bawah yang cukup dalam. Melihat terjalnya ke bawah, gelapnya di dalam sana dan membayangkan tingginya tangga yang harus dilalui untuk keluar dari bawah situ aku memilih untuk tidak ikut saja. Mendingan aku tunggu di luar sini, duduk di bawah pohon dengan tiupan angin sepoi2, melihat rupa2 kaktus dan menikmati kuda yang sedang merumput. Salah seorang senorita juga memilih menunggu bersamaku, cuma... oh oh oh... olala... kok senorita memeluk erat tubuh amigo? Melumat habis bibir amigo? Sambil mengucap adios mi amor (bye bye my love...)?! Gubraks...sialan...senorita yang kukira turis sepertiku ternyata pacar amigo!!!

Ketika matahari hampir terbenam kamipun kembali ke villa. Perutku sudah meronta2, bayangkan dari pagi tadi yang katanya mau makan baru saat ini nampak tanda2nya mau mulai makan. Kulihat mereka mulai mengatur meja di serambi villa. Senorita dan amigo sibuk menyalakan api untuk membakar jagung, ya Allah... baru mulai dibakar?! Makanan satu persatu dikeluarkan, dimulai dari spagheti dan green salad. Lho...mana tortillas nya (roti tipis yang bulat seperti cane, makanan sehari2 orang Mexico)?! Kemudian menyusul Mexican Rice (Orang Mexico memakan nasi sebagai lauk, sedangkan tortillas adalah makanan utamanya, makanya ga heran nasi selalu disediakan dalan jumlah yang sedikit sekali), bean (kacang merah yang harus selalu ada di dalam menu Mexican), sup dan BBQ daging, dan akhirnya tortillas pun datang. Semakin tajam bau harum masakan, semakin menjerit tembolokku... tapi seorangpun belum ada yang memulai. Oh God... apa kami harus menunngu sampe jagung selesai dibakar? Setengah jam sudah berlalu, jangankan api, asappun ga ada... amigo sibuk mengipas2!!! Please....please... ini udah cukup kok...di DeKalb banyak jagung kok amigo!!!

Alhamdulliah...akhirnya Elaine (ibunya Ale) memecah penantian, langsung meng embat habis makanan... ga peduli jagung bakar!!! Amigo pun menyerah...semua menyantap yang ada di meja. Perut kenyang... malampun turun... kami akhiri tur ini dengan berjuta memori! Apalagi adegan hot amigo jadi pengen pulang ke pangkuan hubby hua ha ha...

* Pria bertopi diatas, bukan amigo...tapi pak supir.
* Foto bunga disamping ga ada hubungannya dengan cerita, tapi aku suka ajah!!!

Saturday, July 19, 2008

Kota San Luis

Maaf fotonya agak gelap, diambil menjelang magrib.

San Luis Potosi state letaknya di tengah2 Mexico, dikelilingi gunung2 dan jauh dari pantai. Karena letaknya yang jauh dari pantai maka kelembaban udaranya juga rendah. Seperti sore ini udaranya terasa begitu sejuk dan kering.

Sebelum menginjak kaki di negeri sombrero ini aku juga sudah menggoogle duluan. Supaya ada ide dan ga kaget. Dari berbagai macam images yang aku google kelihatannya kota ini tidak banyak yang bisa ditawarkan (ternyata mas google oong dech !!). Banyak sekali yang bisa dilihat dan semuanya begitu menarik bagiku untuk diamati, dipelajari, diresapi dan dihayati.

Pusat kota begitu ramai, kelihatan segala macam aktifitas berpusat di tengah kota. Meski mas google oong tentang imagesnya, ternyata info tentang kota ini yang penuh dengan gereja dan katedral begitu akurat. Dimana2 gereja, hampir di setiap sudut. Begitu indah, memberi kesan bahwa penduduk disini begitu relijius.

Yang menarik perhatianku adalah wajah2 penduduk. Mengingatkanku dengan film2 telenovela Maria Marcedes, Cassandra yang waktu jaman dulu ga pernah ketinggalan aku tonton. Rasanya orang disini kok cakep2 banget, seperti blasteran semua. Bisa dibedakan yang berkulit coklat pasti berasal dari Selatan masih ada keturunan Maya, Inca atau Astek, sedangkan yang berasal dari utara pasti sudah blasteran dari Spanyol, kulitnya putih.

Selain asik melototin orang yang lewat, jajanan pasarnya juga tak kalah menariknya buatku pelototin. Kalau di Indonesia pasti aja aku udah nongkrong di pingkir jalan, mas...mas bakso dong!!! Disini...hola amigo tolong tamalinya dong...duch kok rasanya belum berani?! Akhirnya kita makan di subway aja, feels like home...harga dan rasanya sama!!! Kemudian kita nyambung ngopi di restoran hotel sambil dihibur oleh anak2 sekolah yang menyanyi mariachi.

San Luis Potosi

Pesawat mendarat dengan mulusnya, Alhamdulillah syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT ga kebayang akhirnya sampai juga aku ke tanah Mexico ini. Urusan custom lewat dengan mulusnya, di penghujung kulihat Alejandra (baca: Alehandra) dan Pam yang sehari sebelumnya sudah tiba lebih dulu menyambutku dengan serangkai bunga. Cipika cipiki muah...muah... menitik juga airmataku ketika kupeluk Ale, ga nyangka bisa ketemu lagi!

Jalanan berlubang-lubang, becek dan basah. Mexico sedikit seperti yang kubayangkan. Perjalanan dari bandara ke rumah Ale melalui desa2 kecil. Pemandangannya cukup menarik bagiku. Tanah gurun dengan pohon2 kaktusnya, rumah penduduk yang terbuat dari tanah liat. Dimana-mana anjing berkeliaran atau nongkrong di atap rumah, cuma saja anjingnya biar dekil dan kumal tapi bulunya lebat bukan main. Yang kalo di Indonesia pasti anjing yang mahal2 itu lho! Sapi, kuda dan keledai bersliweran di jalan ga ada aturan!!! Aduh kebeyang dech serasa aku sedang main film Indiana Jones aja... bedanya aku ga nunggang kuda, tapi naik mobil sedan kecil yang menurutku sudah agak tua juga. Lubang jalanan dan mobil tua, lengkaplah serasa naik kuda...kupegang erat pegangan di atas pintu takut kelempar keluar he he he...Ale nampaknya sudah mahir sekali dengan medan begini, jalannya pake ngebut lagi sementara aku terantuk-antuk terussssssss!!!

Soledad tempat tinggalnya Ale sedikit kumuh, kotor dan berdebu, jalanan kecil tapi bus dan angkutan besar juga ga henti2nya lewat. Sekilas serasa seperti di tanah air saja. Kudapati rumahnya Ale tidak seperti yang kubayangkan. Rumah tradisional spanyol yang aku impikan ternyata rumah modern seperti rumah2 layaknya di Indonesia. Berlantai keramik, dinding beton dengan hiasan rumah yang sederhana. Disana kedua putra Ale, Raul dan Eduardo sudah menunggu. Wah Raul kecil sudah lajang, dengan suaranya yang sudah mulai pecah dia menyapaku. Dia sama sekali ga ingat denganku, tapi bahasa Inggrisnya masih lumayan bagus.

Begitu sampe aku dipersilahkan istirahat dulu, mengingat aku berangkat dengan pesawat tengah malam yang nyaris semalaman aku ga tidur. Aku dan Pam ditempatkan di kamarnya Raul dan Edy. Akupun coba tidur sejenak...baru saja mau terlelap aku dikejutkan dengan bunyi yang ribut sekali. Seperti bunyi kaleng2 digebukin bikin bising. Kucoba tidur lagi, ga lama kemudian bunyi lagi begitu seterusnya sampe akhirnya aku nyerah! Ya udah mendingan bangun aja sekalian. Tadinya aku agak kesel juga dengan bunyi2 itu, aku mengira anak2nya yang bikin ribut ternyata bunyi itu dari luar pertanda gerobak kuda atau keledai mau lewat untuk mengangkat sampah. Yang tadinya mau marah jadi geli sendiri, malah akupun menanti2 kedatangannya untuk kupotret.

Setelah bangun aku disuguhi sarapan cheese enchilada dengan telur ceplok. Duh...ga tau lapar atau doyan rasanya uenak buanget!!! Ga lama kemudian kita semua ke rumahnya orang tua Ale yang ga jauh dari rumahnya. Setelah duduk sebentar kita jalan-jalan ke kota San Luis.

Depan rumah Ale (baju merah), Pam, Raul dan Eduardo


Monday, July 14, 2008

Sunday, May 25, 2008

Kendall Kena Sanksi


Sudah seminggu Kendall menjalani hukuman ga boleh nonton TV, main game baik itu yang melalui TV, komputer atau portable. Pokoknya segala macam yang memakai layar, baik itu layar kaca, layar lebar, layar perak sampe ke layar tancap!!! Kelihatannya dia sama sekali tak terhukum, malah belum kelihatan ada tanda-tanda bahwa dia akan merujuk untuk dibebaskan dari hukuman ini. Sebaliknya aku yang penasaran sampe kapan dia akan bertahan???

Seperti biasa setiap hari minggu Kendall harus belajar agama, ngaji atau menghafal doa-doa. Namun minggu yang lalu dia ga bisa memusatkan perhatiannya sama sekali. Bulak balik nanya apakah sudah boleh pergi main atau ga? Padahal belum 20 menit dia belajar. Akhirnya aku memberikan sebuah surah yang harus dia hafal minggu ini, aku juga ngerti bahwa sulit menghafal surah, makanya aku ringankan hafalan ini dengan dimulai dari 2 ayat saja, setelah 2 ayat ini lancar ditambah 2 ayat lagi begitu seterusnya sampe habis.

Herannya...jangankan untuk menghafal, untuk memusatkan perhatian saja dia ga bisa lagi. Akupun kehabisan akal, Kendall menangis sejadi-jadinya seperti anak yang kena siksa. Sabarkupun habis...ya sudah Kendall...kalau ga mau belajar pergi sana!!! Tapi mulai sekarang ga ada TV lagi, game atau komputer. Sampe Kendall bisa datang sama mommy dan membacakan 2 ayat ini. Dengan lega dan tanpa ada tawar menawar Kendallpun dengan riang menerima hukuman ini. Kelihatannya dia sama sekali tidak keberatan dihukum!!!

Sehari, dua hari sampe seminggu sudah berlalu. Kelihatannya Kendall sama sekali tidak ada masalah ga boleh nonton. Padahal hari-hari biasanya matanya di depan TV, atau komputer atau game terus. Hari-harinya Kendall berlalu dengan sangat produktif. Malah project lamanya yang sempat terbengkalai dilanjutkan lagi. Buku-buku yang lumayan tebal begitu cepat ditamatkan, sehingga uang sakunya juga bocor untuk beli buku lagi. Mainan-mainan yang sudah lama tidak terjamah muncul kembali. Khadija yang biasanya bisa 24 jam di depan TV jadi lupa sama TV. Hari-hari berlalu dengan positip!

Aku yang memberi hukuman jadi bingung? Berbulan-bulan lamanya aku coba menerapkan disiplin ke anak-anak, membatasi waktu nonton tapi gagal terus. Ada saja alasannya Kendall, bahwa ini film yang dia tunggu-tunggulah...inilah itulah...pokoknya aku yang mengalah terus.

Kali ini tanpa pernah kusangka, begitu mudahnya dia menjalani hukuman ini, malah seperti tak terhukum sama sekali. Di satu sisi begitu banyak hal-hal produktif yang dilakukan. Di sisi lain aku jadi bertanya-tanya, begini beratkah belajar agama buat Kendall, sehingga dihukumpun boleh asal ga belajar?

Aku kehabisan akal, bagaimana caranya supaya mereka tertarik belajar agama? Ilmu yang harus mereka miliki untuk bekal hidup. Kendall ga pernah mengeluh kalau diingatkan sholat. Selalu siap dan sekali-kali bisa menjadi imam buat adiknya. Tapi kenapa malas belajar?!

Minggu ini aku membuat kejutan buat Kendall dan Khadija. Kami semua pergi ke Chicago, ke Devon street seperti India dan Pakistan town. Sampe disana kita ke toko buku Iqra khusus menjual buku2 muslim. Selama ini mereka selalu belajar melalui online, kali ini kupikir mungkin lebih bagus kalau mereka memiliki buku2nya. Masha Allah...ternyata kejutan ini bagus sekali buat mereka. Kendall dan Khadija memilih buku sebanyak2nya dan begitu sampe di rumah berebut mau membaca dan mempelajarinya.

Alhamdulillah...ga sangka selama ini aku selalu mengira bahwa sulit sekali mencari buku muslim untuk anak2 ternyata begitu sampe disana ga ada bedanya dengan masuk ke toko buku Borders, buanyak sekali pilihan untuk anak-anak.

Senang melihat mereka sibuk membaca, soal hukuman masih berlajan he he he... Soalnya 2 ayat itu masih belum dihafal juga. Biarlah dia masih sibuk dengan pelajaran lainnya, Insha Allah pasti cepat atau lambat dia akan kangen dengan game atau TV dan akan merujuk. Aku tau 2 ayat itu tidak sulit hanya belum mau saja. Toh bukankah ini lebih baik? TV ga ditonton, pelajaran yang lain meningkat meski 2 ayat kecil itu tersisihkan? Mungkin dalam hidup memang hal-hal kecil harus dikesampingkan untuk mendapatkan yang lebih besar lagi, iya kan? He he he...iyalah supaya aku merasa lebih baik dan ga merasa bersalah dalam mendidik anak-anak. Ok Kendall... hit the books!!! Come to me when you are ready!!!

Friday, April 25, 2008

Kendall bertemu Erin Hunter

Akhirnya hari yang ditunggu2 Kendall datang juga, bertemu dengan pengarang buku anak2 "Warriors" Erin Hunter. Belakangan ini Kendall sedang tergila2 sekali membaca buku Warriors, 3 hari bisa satu buku dia habiskan sehingga akunya yang jadi bokek karena harus beli nomor selanjutnya dalam waktu yang berdekatan. Bukannya buku ini ga bisa dipinjam di library, rupanya Kendall mau kolesi buku2 ini, jadi ya belinya juga harus yang hard copy.

Saking tergila2 ama buku ini, Harry Potter pun jadi terbengkalai. Menurut Kendall buku ini lebih hebat lagi dari Harry Potter, ya... lain pembaca kan lain lagi yach yang diminatinya, aku sih terserah ama dia saja yang penting minat baca...mau apa kek masa bodo!!!

Untuk memeriahkan kunjungan ini temannya Kendall, Jacob yang juga sedang mabuk kepayang dengan buku ini kami ajak sekalian pergi ke toko buku itu. Wuah anak2 ini bukan main semangatnya, mereka bayangkan mungkin pengarang itu datang cuma untuk mereka saja, bayangkan satu tas penuh buku2nya dibawa semua untuk ditanda tangani. Aku cuma bisa bilang jangan kecewa yach. mungkin cuma satu buku saja yang bisa ditanda tangani, kan nanti rame yang mau jumpa!

Rupanya bukan anak2 saja yang membayangkan si pengarang ini datang untuk mereka, aku juga. Makanya santai aja perginya. Eh tau2nya sampe sana orang sudah membludak, antri ngambil nomor untuk membeli buku yang terbaru, yang belum keluar dipasaran, cuma di toko buku ini saja karena si pengarang disitu. Aku ga begitu tau soal buku ini cuma ikut2an saja. Ga tau kalo yang terbaru harus order dulu, informasi tentang kedatangan pengarang inipun Kendall yang temukan. Kendall suka ikut quiz di internet dan ngirim email buat pengarangnya, makanya dia juga yang kasih tau bahwa si pengarang yang berasal dari Inggris ini akan berkunjung ke Naperville, ga jauh dari tempat tinggal kami. Jadinya buku yang dibeli malam itupun bukan yang terbaru, tapi ga papalah karena Kendall juga belum sampe ke buku yang sudah ke nomor 15 itu.

Akhirnya...waktu itupun tiba, sosok pengarang itu begitu sederhana. Pertanyaan pertama yang dia lontarkan adalah siapa yang tau nama saya sebenarnya? Rupanya Erin Hunter itu bukan nama seseorang, tapi adalah nama yang dipilih oleh 3 orang wanita yang menulis buku ini, dan yang datang malam ini adalah "Victoria Holmes" pemberi ide utama cerita. Setiap tanya jawab Kendall selalu angkat tangan, sayangnya namanya ga sempat kepanggil dan pertanyaannnya sudah keburu diambil orang lain. Pertanyaannya adalah apa buku ini akan difilmkan? Jawabnya, yes...sedang negosiasi sama Hollywood...wowwwwwwwww semua orang bersorak2 kesenangan.

Selesai tanya jawab, antri untuk minta tanda tangan. Setiap anak boleh bawa dua buku untuk ditanda tangani. Kendall memberikan buku yang dia bawa dari rumah satu, dan satunya lagi yang baru dibelinya malam itu. Khadija juga pengen minta tanda tangan, katanya my brother always reads me this book. Miss Victoriapun senang sekali mendengarnya langsung buku yang ditangan Khadija ditanda tangani dan Khadija malah duduk dipangkuannya lagi he he he... akhirnya Kendall juga yang untung, dapat 3 buku yang di tanda tanagani. Cuma yang terakhir diperuntukkan untuk Khadija, from Erin Hunter.

Jacob, Victoria Holmes dan Kendall

Lamanya menunggu giliran sampe larut malam. Dalam perjalanan pulang anak2 ga habis2nya bercerita tentang buku itu. Sedikit2 aku nguping apa yang dibicarakan mereka... mereka bilang "I will not sell this book for a million dollar" hua ha ha... Oh they are so pure!!!

Sunday, April 06, 2008

Ayo Dibaca...

By all means marry. If you get a good wife, you'll be happy. If you
get a bad one, you'll become a philosopher. - Socrates

Woman inspires us to great things, and prevents us from achieving
them.
- Dumas

The great question... which I have not been able to answer... is,
"What does a woman want?
- Sigmund Freud

I had some words with my wife, and she had some paragraphs with
me.
- Anonymous

"Some people ask the secret of our long marriage. We take time to go
to a restaurant two times a week. A little candlelight, dinner, soft
music and dancing. She goes Tuesdays, I go Fridays."
- Sam Kinison

"There's a way of transferring funds that is even faster than
electronic banking. It's called marriage."
- James Holt McGavran

"I've had bad luck with both my wives. The first one left me, and the
second one didn't."
- Patrick Murray

Two secrets to keep your marriage brimming
1. Whenever you're wrong, admit it,
2. Whenever you're right, shut up.
- Nash

The most effective way to remember your wife's birthday is to forget
it once...
- Anonymous

You know what I did before I married? Anything I wanted to.
- Henny Youngman

My wife and I were happy for twenty years. Then we met.
- Rodney Dangerfield

A good wife always forgives her husband when she's wrong.
- Anonymous

A man inserted an 'ad' in the classifieds: "Wife wanted". Next day he
received a hundred letters. They all said the same thing: "You can
have mine."
- Anonymous

First Guy (proudly): "My wife's an angel!"
Second Guy: "You're lucky, mine's still alive."

Wednesday, March 19, 2008

Spring is here, yet?!

Spring is here!!! Baunya sudah tercium dan hangatnya sudah terasa. Apalagi "daylight saving time" sudah dimulai minggu kemarin yang berarti waktupun ditambah sejam lagi. Yach...tak pelak lagi, dia telah tiba!!!

Menoleh ke belakang...musim berganti. Apa aja sih yang sudah aku tuntaskan di musim dingin ini? Aku ingat musim panas kutinggalkan dengan gemilang, banyak project dan hal-hal yang positip berhasil kulakukan. Winter ini??? Hhhmmmm... apa ya?!

Kutilik satu persatu... winter ini yang jelas aku gagal membayar puasa, yang berarti harus dibayar segera sebelum musim panas benar-benar tiba, dimana waktu siang lamaaaaaaaaaaaaaa sekali, matahari terbenam bisa diatas jam sembilan malam...oh God...

Winter ini yang boleh dikata lumayan panjang dan cukup dingin ga sempat diambil hikmahnya. Maksudnya, rahmat Allah yang berupa salju ini ga sempat dinikmati banyak2 seperti tahun2 sebelumnya. Maklum...busy mom... salju selalu turunnya di hari kerja, jadi ga bisa bawa anak-anak main-main diluar, bikin snowman atau sekedar ber haha hihi di salju, seumur winter ini cuma sekali sempat bikin snowman, dan smowmannya pun cukup jelek karena agak dipaksain, buru-buru takut keburu gelap. Sorry ya kids...your mom is super busy...

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, musim dingin kali ini menurutku dan menurut berita2 di TV adalah musim dingin yang paling berat. Memang sih salju yang turun tidak begitu banyak, maksudnya tidak sampai menggunung. Tapi yang memberatkan adalah karena turunnya berulang-ulang, kadang-kadang kelihatannya salju lama sudah mulai mencair yang baru datang lagi, sehingga jalan2 banyak yang rusak dan berlubang. Menurut pemberita juga saking beratnya musim dingin ini anggaran belanja state untuk musim dingin ini sudah habis dan terpaksa minjem anggaran belanja musim dingin tahun depan. Mudah2an saja dech tahun depan winternya lebih ringan supaya sisa anggaran yang ada bisa mencukupi, sebab kalau ngga kan berarti minjem lagi, and so on and so on...yang nanti buntut2nya pajak lagi dinaikkan, nah kita lagi dech yang kena ga enaknya!!!

Musim dingin yang berkepanjangan selain pemerintah yang pusing, masyarakat juga pusing tujuh keliling menghadapinya. Apalagi bagi kita yang kantongnya ngepas...tagihan bahan bakar gas untuk pemanas cukup mengerikan. Bangunan rumah yang agak tua bikin boros pembakaran, maklum banyak lubang angin sehingga mesin pemanas juga bekerja dua kali lipat.

Selain itu sekolah juga sering tutup karena salju tebal. Anak2 bukan main senangnya kalau sekolah sudah tutup, tapi para orang tua? Aduh mak...sekolah tutup berarti dana ekstra buat cari baby sitter. Sekolah kan babby sitter gratis? He he he...

Musim dingin segera berlalu dan temperaturpun merambat naik. Matahari mulai melelehkan salju. Indahnya musim dingin yang putih berganti dengan lumpur berbecek, berkemas memberi ruang ke musim semi yang akan segera tiba. Masa transisi ini memang tak sedap dipandang mata, tapi biarlah...hijaunya rumput akan segera muncul, bunga-bunga akan segera mewarnai musim yang baru ini.

Tinggal di negeri bermusim empat seperti ini membuat waktu rasanya berlalu dua kali lebih cepat. Meski 24 jam dalam sehari di balahan bumi manapun, tapi disini rasanya 24 jam melesat cepat. Mau ga mau akupun merasa dua kali lipat lebih tua...alamak, emang udah tua kok!!!

Musim semi...datanglah!!! I am so ready for you!!! Aku siap menanggalkan baju hangatku, mengganti posisi lemari dengan baju2 yang lebih ringan. Menanggalkan kaos kaki, supaya kaki ini bisa bernapas lega, menghirup udara segarrrrrrrrrrrr...........