Sunday, July 20, 2008

Villa de Reyes

Tour kami hari ini ke sebuah desa yang namanya Villa de Reyes, tidak begitu jauh dari kota San Luis. Sampai disana ternyata guide tournya sudah menunggu. Mereka dengan sangat gembira menyambut kedatangan kami.

Memperkenalkan diriku sebagai turis dari Indonesia lebih menarik perhatian mereka daripada dari Amerika. Dengan penuh kekaguman mereka memintaku mengisi buku tamunya. Bayangkan aku dari benua lain bisa sampai ke desa kecil ini! Di buku tamu itu kulihat bahwa kami adalah pengunjung kedua, sedangkan yang pertama hampir tiga bulan yang lalu. Ga heran kalau mereka begitu tersanjung dengan kedatangan kami.

Amigo (pembawa tournya, aku lupa namanya nih, panggil aja amigo ya, yang berarti teman untuk laki2) memulai tournya dengan menceritakan sejarah "hacienda" ini yang sudah berusia 400 tahun lebih. Hacienda begitu populer di sejarah Mexico, yang kira2 kalau diartikan seperti sebuah villa, bungalo atau rumah peristirahatan. Hacienda yang ini dimiliki oleh Jerman yang kaya sekali. Di villa ini juga dia memiliki pabrik dan peternakan, dimana banyak penduduk lokal yang bekerja buat tuan tanah ini. Ntah bagaimana ceritanya... mungkin menurut pemerintah Mexico tempat ini tidak begitu historical sehingga villa beserta lahan tanah yang begitu luasnya dijual kepada swasta, tidak lain adalah ayah dari amigo.

Pam, Raul, Ale, Edy, Elaine dan amiga (kakaknya amigo) beserta putrinya


Di teras dalam villa

Di tengah2 penjelasannya sang amigo harus pergi meninggalkan kami, dan tur diambil alih oleh kakaknya. Sedangkan amigo asik dengan dua senorita (panggilan untuk wanita yang belum kawin/nona), dalam hati aku merasa lega bahwa bukan kami saja customernya. Ga lama kemudian kamipun bergabung dengan senorita2 ini menuju ke bendungan yang lokasinya jauh dari villa ini dan letaknya diatas gunung.

Perjalanan ke gunung sana dengan mobil pick up truck. Kita semua duduk di belakang, rupanya begini kalo pergi tur kelas ekonomi he he he... waktu KKN dulu aja aku ga sempat duduk di belakang gini, seperti tamu VIP aja aku malah duduk di depan bersama pak supir...aku ingat waktu itu aku ga berhenti2 ketawa kegelian duduk di depan mobil truk, rasanya tinggi sekali he he he... sementara teman2 yang lain duduk di belakang! Sekarang aku duduk disini ga habis2nya aku tertawa geli... di panas yang cukup terik, perut kosong...luapar minta ampun, badan terguncang2... setiap posisi aku coba supaya pantatku ga sakit, begitu aja mulai dapat posisi yang sedikit empuk terguncang lagi...berubah lagi. Aku pasrah...bayangin orang2 Mexico yang berjuang hidup untuk melewati perbatasan menuju Amerika mencari kehidupan yang lebih baik. Setiap hari kudengar cerita...dari sekian banyak yang coba masuk hanya beberapa yang berhasil... Aku ga boleh ngeluh!!! Ini vacation yang penuh adventure missy!!! Aku hanya bisa berdoa supaya truck yang sudah ngos-ngosan ini ga turun lagi setiap kali mencoba mendaki gunung. Juga, aku berdoa supaya kami semua bisa pulang dengan selamat tanpa sesat! Di bukit gurun ini jalan yang kami lalui bukannya jalan berjejak atau jalan yang sudah dibuat untuk dilalui kendaraan, hanyalah padang kaktus yang berbatu2. Supirnya mungkin sudah pengalaman atau pake naluri barangkali...

Padang gurun...berkaktus...

Setiba disana...ternyata hanya sebuah bendungan. Lho...kan emang sudah dibilang bendungan? Maksudku...kok bela2in amat mau liat bendungan? Kalo ini mah di Aceh juga ada he he he... Ga papa dech...nikmati saja. Mudah2an saja air minum yang cuma setengah galon ini cukup buat kami semua, mengingat betapa panas dan keringnya hari ini.

Amigo mengajak kami semua masuk ke terowongan di dalam bendungan. Masuk ke terowongan ini sedikit berbahaya. Setiap orang harus pegang2an dan harus merapat ke dinding, jangan terlalu banyak bergerak karena bisa2 jatuh ke bawah yang cukup dalam. Melihat terjalnya ke bawah, gelapnya di dalam sana dan membayangkan tingginya tangga yang harus dilalui untuk keluar dari bawah situ aku memilih untuk tidak ikut saja. Mendingan aku tunggu di luar sini, duduk di bawah pohon dengan tiupan angin sepoi2, melihat rupa2 kaktus dan menikmati kuda yang sedang merumput. Salah seorang senorita juga memilih menunggu bersamaku, cuma... oh oh oh... olala... kok senorita memeluk erat tubuh amigo? Melumat habis bibir amigo? Sambil mengucap adios mi amor (bye bye my love...)?! Gubraks...sialan...senorita yang kukira turis sepertiku ternyata pacar amigo!!!

Ketika matahari hampir terbenam kamipun kembali ke villa. Perutku sudah meronta2, bayangkan dari pagi tadi yang katanya mau makan baru saat ini nampak tanda2nya mau mulai makan. Kulihat mereka mulai mengatur meja di serambi villa. Senorita dan amigo sibuk menyalakan api untuk membakar jagung, ya Allah... baru mulai dibakar?! Makanan satu persatu dikeluarkan, dimulai dari spagheti dan green salad. Lho...mana tortillas nya (roti tipis yang bulat seperti cane, makanan sehari2 orang Mexico)?! Kemudian menyusul Mexican Rice (Orang Mexico memakan nasi sebagai lauk, sedangkan tortillas adalah makanan utamanya, makanya ga heran nasi selalu disediakan dalan jumlah yang sedikit sekali), bean (kacang merah yang harus selalu ada di dalam menu Mexican), sup dan BBQ daging, dan akhirnya tortillas pun datang. Semakin tajam bau harum masakan, semakin menjerit tembolokku... tapi seorangpun belum ada yang memulai. Oh God... apa kami harus menunngu sampe jagung selesai dibakar? Setengah jam sudah berlalu, jangankan api, asappun ga ada... amigo sibuk mengipas2!!! Please....please... ini udah cukup kok...di DeKalb banyak jagung kok amigo!!!

Alhamdulliah...akhirnya Elaine (ibunya Ale) memecah penantian, langsung meng embat habis makanan... ga peduli jagung bakar!!! Amigo pun menyerah...semua menyantap yang ada di meja. Perut kenyang... malampun turun... kami akhiri tur ini dengan berjuta memori! Apalagi adegan hot amigo jadi pengen pulang ke pangkuan hubby hua ha ha...

* Pria bertopi diatas, bukan amigo...tapi pak supir.
* Foto bunga disamping ga ada hubungannya dengan cerita, tapi aku suka ajah!!!

No comments: