Sunday, March 25, 2007

Chicago Babe!!!



Yeiiiiiiiiiiiii...akhirnya kita sempat juga jalan-jalan ke Chicago. Alhamdulillah...waktu dan kondisi benar-benar bersahabat. Minggu ini udara cerah, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas...pokoknya perfect dech buat jalan-jalan. Ditambah lagi mbak Srie temanku yang berbaik hati meminjamkan mobil van nya sehingga kami tak perlu berpisah-pisah driving 2 mobil, lengkaplah kemeriahan ini.

Chicago...the windy city!!! Dari mulai magnificent miles sampe ke Michigan lake banyak sekali yang bisa dilihat dan dikunjungi. Sayang sekali mami cs cuma punya sehari untuk semua itu. Jadi...prioritasnya yang mana ya?! Bingung...bingung...semua pengen dilihat.

Pikir-pikir akhirnya kita putuskan mulai dari millenium park saja, parkir mobil disitu dan mulai jalan kaki dari sana. Biarlah langkah kaki yang memutuskan kemana berlabuhnya rombongan si berat ini.

Kita mulai dari melihat Bean millenium terus...terus...sambil jalan-jalan. Makan siang sebentar dan sholat di Thai restoran. Disambung jalan terus sepanjang Michigan avenue atau magnificent miles. Jalan sambil shoping akhirnya hampir gelap kita baru nyampe di water tower. Di water tower ini karena kaki juga cukup lelah, akhirnya kita sambung lihat-lihat kota dengan kereta kuda. Kereta kuda ini yang paling anak-anak senang...rebutan mau duduk dipinggir semua. Sambil kita jalan-jalan musing Mazen pun jalan kaki ulang lagi jalan yang telah kami telusuri tadi untuk mengambil mobil supaya kami tinggal di jemput aja di water tower...duh kasihannya Mazen...tapi gimana ya demi mertua hi hi...

Haripun semakin larut...kota nan indah harus ditinggalkan. Kitapun bertolak menuju Dekalb lagi. Di perjalanan pulang kita makan malam di McDonald. Makan malam cukup terpaksa supaya bisa dapat parkir saja jadi mau ga mau harus makan disitu...dan waktu parkirnya pun cuma sejam, jadi semua pada makan seperti dikejar setan dech! Maksud hati sebenarnya mau ke Hard Rock Cafe di sampingnya McDonald untuk beli souvenirnya doang...tapi tempat parkirnya khusus untuk para tamu cafe saja...jadi sebagian kami makan sebagian lari-lari ke Hard Rock Cafe ha ha ha...cuma untuk membeli pin khusus untuk papa Agus...duuuuuuhhh... bela-belain dech...mama Heni!!!

Saturday, March 24, 2007

Kunjungan mami kali ini benar-benar lain dari tahun-tahun sebelumnya. Pertama, papi ga ikut jadi ga ada yang meliput kegiatan kami. Biasanya papi yang selalu mendokumentasikan setiap gerak langkah kami. Kedua, tahun ini tahun pertama aku berkarir alias bekerja, jadi aku ga bisa terus-terusan entertain mami cs...hiks hiks... Kecewa bercampur lega!!! Kecewa karena ga bisa banyak waktu kami bersama-sama... Lega berarti hemat dikantong hi hi hi...abis kalo setiap aku temenin mereka belanja seperti akunya aja yang vacation...apa yang mereka beli aku juga beli...duh serem dech kalo ga ditahan-tahan... Ketiga, kali ini ada Heni...yeiiiiiiiii....ini yang paling gressssss. Dan ini juga kali pertama kami semua, aku, Heni dan kak Lensi kumpul bertiga setelah bertahun-tahun lamanya kami ga ngumpul. Tempat tinggal kami yang jauh dan jadwal yang berbeda membuat kami sulit berkumpul diwaktu yang sama. Kalau kak Lensi pulang ke Indonesia, akunya ga bisa, atau sebaliknya... jadi inilah kali pertama kami kumpul bertiga setelah hampir 11 tahun lamanya. Duh seandainya Deni dan papi disini lengkaplah sudah...

So...karena jadwalku yang super sibuk ini aku hanya bisa keluar bersama-sama mereka weekend saja. Alhamdulilllah kak Lensi terbang kesini dari Kansas selama mami dan Heni disini jadi doi bisa menggantikan posisiku.

Sabtu ini udara tidak begitu bersahabat. Kegiatan luar bukan ide yang bagus untuk weekend ini. Jadi kami putuskan untuk jalan-jalan seputar toko atau mall-mall saja. Kita pergi ke Ikea dan Woodfield mall.

Sunday, March 18, 2007

Menangis dan tertawa...

Pagi ini kita semua begitu bersemangat dan penuh dengan rencana menyambut mami dan Heni yang akan tiba nanti malam di Chicago. Kak Lensi dan Mikepun telah tiba disini tadi malam, rasanya rumah ini begitu gemerlap dan meriah!!! Anak-anak tak henti-hentinya menanyakan kapan kita akan berangkat ke airport?

Namun...keceriaan hanya bertahan sekejap. Telpon berdering membawa kabar buruk!!! kami semua melesat ke rumah sakit...untuk melihat Cort. Istri Cort meminta kak Lensi dan Mike tentu saja aku juga ikut jadinya, untuk segera tiba di rumah sakit karena menurut perhitungan dokter Cort tidak akan lama lagi bisa bertahan. Dalam perjalanan ke rumah sakit yang lumayan juga jauhnya, kami tak henti berdoa semoga kami diberi kesempatan untuk melihatnya sebelum dia pergi selama-lamanya.

Alhamdulillah...begitu kami sampai disana kulihat Cort masih sadar dan masih mengenal kami. Tubuhnya lemah lunglai, wajahnya pucat dengan napas yang sulit dikeluarkan...tak ada yang bisa menahan air mata! Cort...orang yang baik sekali...kenapa harus pergi? Sulit dipercaya orang yang semuda dan segagah itu harus pergi begitu cepat...kanker yang menggerogoti seluruh tubuhnya akhirnya membuat tubuh kekarnya menyerah tidak sanggup lagi berjuang melawan kanker ganas ini.

Suasana agak kaku bagiku karena budaya dan agama yang berbeda. Kami hanya bisa menyampaikan bahwa betapa kami menyayanginya dan menceritakan semua yang indah-indah buat dia. Seandainya dia seorang muslim ingin rasanya aku menuntunnya untuk mengingat Allah atau membacakan surat Yasin. Hanya deraian air mata yang tak henti bergulir akhirnya yang bisa aku perbuat. Aku merasa begitu bersalah...dan tidak berdaya...apa yang bisa kuberikan untuknya? Memudahkannya melalui masa krisis ini? Oh God...I felt so awful!!!

Dua orang pastur datang ke ruangan dan meminpin doa...akupun ikut menunduk berdoa dengan caraku semoga Allah mendengarnya. Pengunjung datang silih berganti...dan kami bergantian harus meninggalkan ruangan supaya orang lainpun mendapat kesempatan bersama Cort di saat-saat terakhir.

Jam berlalu...kamipun harus pulang karena ga lama lagi harus berangkat ke airport menjemput mami dan Heni. Berat rasanya meninggalkan rumah sakit...harapan kami adalah yang terbaik untuknya walau dia harus pergi sekalipun. Istirahatlah Cort...kalau kesempatan itu ada mungkin kita bertemu lagi.

Ketibaan mami dan Heni menghapus air mata ini. Sesaat kami terlupa dengan duka...kehadiran mami dan Heni seperti mentari yang menghapus mendung. Air mata berganti dengan tawa... apalagi waktu acara pembukaan kopor...waduh...semua berebut!!!

Hidup...ada tawa dan tangis...bila datangnya siapa yang mengira? Ambilah yang terbaik dari
hidup ini...hari esok siapa yang tau?!

Tuesday, March 13, 2007

Karena asap tetangga...

Seperti baru kena dopping aja tiba-tiba energi terbakar dan berkobar. Luar biasa betapa pengaruh matahari sangat mempengaruhi mood. Hari ini hari pertama matahari bersinar dengan teriknya, suhu mencapai 72F.

Pulang kantor biasanya suasana selalu redup dan kelabu, dingin yang berkepanjangan bikin hati terikut sendu. Hari ini matahari bersinar hangat, bikin hati bersemangat. Aduh mak...pengen loncat rasanya!!!

Kubuka sun roof mobil sambil melaju menderu-deru. Musik dan angin berlomba berbaur dan bersiur. OOOoooooohhhhh betapa indahnya...

Aku telpon hubby yang juga sedang dalam perjalan menjemput anak-anak dari sekolah. Nanyain enaknya ngapain yach hari ini...kok rasanya happy banget. Mazen bilang ayo cuci mobil saja...setelah itu kita makan es krim. Jadilah aku ketemu Mazen dan anak-anak di car wash. Memang hebat suamiku...super malas hi hi...aku cuci mobil sendiri pake semprotan, dia enak aja bawa mobilnya ke yang otomatis dasarrrrrrrrrrr...bukannya sebaliknya?!

Abis cuci mobil kita pulang sebentar untuk vacum, eh asap tetangga bukan main harumnya. Dimana-mana bau daging bakar, rupanya bukan aku aja nih yang semangat dengan sentuhan hangat ini...semua orang seperti tersentak terbangun dari hibernate nya. Wadow...perut lapar bau steak tetangga begitu menggoda. Mazen bilang...that's enough...I'm gonna make my own steak!!!... Doi langsung nyacir ke Jewel beli daging. Dan........abrakadabra...20 menit semua beres! MMMhhhhhhhhhmmmm sedap!!!


Ini aku cuma gaya aja, aduh...baru tau dech betapa montoknya daku.

Sementara anak-anak asik main kotor-kotor...gimana ga? Emang bulan Maret ini yang ga enaknya dimana-mana kotor. Salju mencair bikin tanah berlumpur... tumpukan daun kering dan pohon yang masih tak berdaun cukup-cukup dech! Tapi Kendall dan Khadija cuek aja...yang penting maiiiiiiiiiin. Nikmati dech... mungkin ini cuma bertahan sehari...menurut ramalan besok atau lusa akan salju lagi...ALAMAK!!!

Monday, March 12, 2007

Pemeriksaan baju seragam

Hari ini di pack meeting diadakan uniform inspection. Yang memeriksa adalah ROTC (Reserve Officer Training Cores) dari NIU. Bangganya Kendall seperti masuk army aja.

Sunday, March 11, 2007

Daylight saving time begin

image hosting for myspace

Beratnya bangun pagi... hari ini mulai daylight saving time. Jam harus dimajukan yang berarti waktu tidurpun berkurang sejam. Tahun ini aku ga begitu jelas alasan apa dibalik pergantian jam ini yang seminggu lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya. Pergantian jam ini sebenarnya untuk menghemat energi. Untuk negara-negara yang letaknya di sepanjang garis katulistiwa tidak ada masalah dengan jumlah jam. Setiap tahun panjangnya siang selalu berkisar 12 jam. Di negera-negara lain yang jauh dari katulistiwa ini, jumlah jam di siang hari tergantung dengan musim. Musim panas panjangnya siang cukup lama, sehingga penggunaan energi seperti lampu listrik juga digunakan lebih sedikit di musim ini. Sedangkan musim dingin panjangnya siang terlalu singkat...malam lebih panjang dari pada siang yang otomatis penggunaan energi juga lebih banyak dimusim ini. Makanya pemerintah mengambil kebijaksanaan mengurangi jam di musim panas dan menambah waktu sejam di musim dingin, untuk penghematan energi ini. Woalah...panjang kali penjelasanku ini, jelas ga ya? Ok dech...kalo ga jelas click aja disini mungkin lebih mudah untuk dimengerti.


Anyway...dari ceritaku yang ngalor ngidul itu. Yach...pergantian jam hari ini emang benar mempengaruhiku. Bukan saja waktu tidur yang berkurang tapi aku harus bangun extra awal yang berarti dinas hari-hari juga dimulai lebih awal.


Oooooooohhhhhhhh beratnya mata dibuka. Untung hari Minggu...kalau hari senin lain lagi dech ceritanya. Aku bangkit dari tempat tidur...berat...berat sekali...mata setengah terbuka setengah tertutup. Aku teriakin semua "ayo bangun........ Kendall cepat siap-siap pergi ngaji". Aku turun langsung nyari kopi supaya mata ini bisa terganjal.


Ga banyak waktu buat ba bi bu...langsung kuantar Kendall ke mesjid yang dimulai pake drama lagi, menangis!!! Ntah karena kurang tidur atau karena malas pergi ngaji, ga jelas! Tapi aku curiga pasti karena ngaji, karena aku tau Kendall ga siap PRnya menghafal surat Al-Kafirun. Dia mau melobbyku supaya bisa bolos, tapi maaf dech Kendall...I can't back you up in this matter. You have to deal with your teacher by yourself. Also...hari ini gilirannya Kendall bawa makan siang untuk semua anak-anak di mesjid. Masak Kendallnya ga hadir?!


Setelah aku drop Kendall di mesjid aku langsung masak buat diantar ke mesjid nanti. Kali ini serba praktis aja. Bikin spagheti instan...soalnya aku ga sempat belanja di Muslim store untuk membeli daging, jadi menunya yang vegetarian aja! Eh lagi sibuk menyiapkan dapat telpon dari mesjid... rupanya aku ketelatan anak-anak pada nunggu makan siang. Aduh mak...aku pontang panting nyiapinnya. Alhamdulillah akhirnya selesai juga 10 menit telat...sori ya?!


Daylight saving time...untung dimulai dihari Minggu.


Kasihan dech Kendall...lagi nangis kupaksain berfoto lagi, makanya senyum terpaksa. Sori ya sayang...abis Kendall lucu sih dengan baju kokonya.


Saturday, March 10, 2007

Dorong yok dorong...

Baru baca blognya Rini jadi teringat papi nih! Kendall dan kakeknya bagai pisang dan lapek tak terpisahkan. Maklum cucu laki satu-satunya. Liat tuh kakeknya dikerjain disuruh dorong becak, dia enak aja duduk lengkap dengan helem yang punya becak (Kendall lebih memetingkan keselamatannya daripada kakeknya...dasar!) Emang kakek...demi cucu dorong terusssss....

Ceritanya gini nih... kami baru pulang dari pesta kawinan. Waktu mau pulang mobil kakek terhalang dengan becak ini. Nyari yang punya becak ga ketemu...yach dorong dech dorong... Yang pasti Kendall yang paling seneng...liat tuh mukanya bagai tak percaya duduk di atas kendaraan yang baginya cukup unik ini.

Diatas...Kendall dan kakek mau pergi Jumatan. Aduh kek betapa rindunya kami padamu. Kendall sedih sekali kakek ga bisa datang bersama nenek kali ini. We love you kek!!!

Friday, March 09, 2007

Makanya jangan asal nyaplok!!!

Kepala sekolah kami namanya Mrs. Wickline. Aku baru aja kerja di sekolah ini jadi baru juga jumpa dengan kepala sekolahnya. Mulai kerjanya bulan Agustus lalu di penghujung musim panas. Biasa hari pertama...mau sok ramah dan sok supel begitu kenalan ama big boss ini langsung aja komen...wow nice tan Mrs. Wickline... Tan itu artinya warna gelap, biasanya kulit tan karena terbakar matahari. Orang bulek paling seneng ama kulit tan, malah sengaja di tan kan lagi. Mrs. Wickline cuma senyum mesem aja... Beberapa bulan berlalu, musim dingin pun tiba...kulit beliau tetap tan...duh malunya gue. Rupanya itu tan asli punya hi hi hi... untung gue ga dipecat!!!

  • Ini anak kelas 6 SD. Bukan muridku langsung, tapi aku tau banget dech ama ni anak. Karena gayanya yang selalu sok kompak dan suka bergaya seperti orang besar, mungkin dia mau kelihatan "cool" gitu... Suatu hari doi samperin aku dengan gaya sok kompaknya. "Hei...what's up...how is it going? bla bla bla... Did you just get tan? " Hi hi hi.... ni anak sok kompak rupanya baru sadar bahwa gue tu emang item.

Sunday, March 04, 2007

Gara-gara Elvi Sukaesih

Gara-gara Elvi Sukaesih penyanyi dangdut Indonesia yang terkenal di era 70-an bikin aku anti dengan namaku sendiri. Namaku Elvi...rasanya kok tega sih ortuku memberi nama itu buatku? Setiap orang begitu tau namaku langsung disambung dengan "Sukaesih" sebel dech. Pasalnya ES ini penyanyi dangdut yang rasanya waktu dulu ga keren dech kalo suka dangdut, yang padahal diam-diam lagu dangdut juga yang sering disenandungkan kalo ga ada yang tau hi hi hi...dasar munafik!!!

Aku ingat...di awal tahun 80-an aku baru aja berusia 10 tahun. Kala itu musim baju kaos yang bisa dicetak nama di baju. Mami baru pulang dari Jakarta bawa oleh-oleh baju yang ada namanya untuk semua anaknya. Hari pertama aku langsung pake baju itu, mau ngetes maksudnya, liat gimana reaksi orang membaca namaku. Bener dech...selalu disambung dengan Sukaesih! Duh sebelnya... aku bocah kecil ga tau gimana nama itu begitu membebani daku. Dalam hati kok mami papi teganya memberi nama itu buatku? Kok namaku ga seperti kakakku Lensi yang seluruh Indonesia mungkin bisa dihitung dengan jari yang punya nama itu...atau mungkin malah ga ada orang yang punya nama itu. Kenapa ga Heni seperti adikku?! Kenapa harus Elvi?! Akhirnya baju itupun tenggelam dalam lipatan di lemari berkurun lamanya, karena aku malu memakainya.

Setelah aku beranjak besar, mulai dech aku otak atik namaku, dikeren-kerenin... ok Elvi namaku tapi panggilnya Epie, jangan lupa pake"E" biar keren. Atau mau keren lagi Ephie pake "H". Jungkir balik aku hiasi nama itu tetap aja ujung-ujungnya Epie atau Elvi lagi. Sampai akhirnya suatu saat aku pergi seminar internasional di Malaysia kenalan ama orang bulek dan sekarang jadi suamiku hi hi... kuperkenalkan diriku sebagai Evie (jangan lupa bacanya Evie dengan ucapan V nya dengan lafas Inggris, biar keren begitouuuuu... Jadilah Evie nempel terus sampe sekarang.

Sampe akhirnya.... Disini di negri ini baru kusadari bahwa namaku begitu Indah. Setiap orang yang kuperkenalkan namaku selalu komen wow...what a beautiful name. Baru kusadari iya ya... sebenarnya ini nama bagus sekali... sejak itu aku selalu menyebut namaku lengkap Elvi tanpa embel-embelnya, dan ga kukeren-kerenkan bunyinya. Persis seperti bunyi yang mami papi harapkan waktu mereka menamaiku.

Ga nyangka...waktu yang cukup lama baru membangungkanku dari ketidakpercayaanku. Aku tidak pernah membeci namaku lagi, tidak pernah akan. Betapa tidak, bukankah nama itu satu-satunya hadiah yang paling besar yang ortu kita bisa berikan? Dari setiap nama yang mereka berikan kepada kita punya arti dan harapan tersendiri?

Saturday, March 03, 2007

SMA 20 tahun lalu


Memang beberapa hari ini mood menulis sedang meradang . Maklum long weekend tapi ga ada kegiatan. Bukannya males atau kehabisan tempat untuk dikunjungi, urusan moneter sebenarnya yang menjadi pertimbangan. Bukan apa-apa... ga lama lagi mami, Heni, kak Lensi dan Mike akan datang. Tinggal di kota kecil yang banyak tempat belanjanya dari pada tempat wisatanya sudah pasti kegiatan akan berkisar di shopping melulu. Dan aku orang yang paling ga tahan godaan, apalagi godaan berupa belanja...hanya Tuhanlah yang tau betapa parahnya virus ini menjangkitiku. Jadi lebih baik aku menahan diri sekarang biar nanti kalau tergoda belanja ada dollar sedikit yang bisa dironce.

Mood menulis...mau tulis apa ya? Kalau kulihat kebelakang kayaknya masa SMA masa yang paling seru dalam hidupku. Aku emang paling norak deh he he he... Punya teman buanyak... tapi yang paling setia ampe sekarang tuh, Icut, Rini, Uchi, Eva, Lidar dan Anum. Kerjaan kami macem-macem dech...pokoknya yang super norak dan malu-maluin. Hampir semua guru kami julukin dengan nama yang aneh-aneh.


Dari mulai Mak Etek...my God sampe benar ga ingat dech aku nama aslinya. Kenapa bisa mak Etek aku aja lupa. Waktu kami tour ke Padang kami ketawa kecicikan ngebayangin gimana ya kalau mak Etek dengan kaca mata hitamnya memegang stiur bis yang besar itu hi hi hi.... bayangin dech mak Etek ini orangnya kecil mungil, dengan rambut selalu disanggul ke belakang. Kalau bicara selalu suaranya bergetar seperti mau nangis.

Guru PMP (lagi-lagi aku ga ingat namanya) kami panggil Abu Nidal, mukanya blio persis banget Abu Nidal.

Gazebho buat guru agama yang nama aslinya Ghazali... kami sekelas sempat di Islam kan kembali saking bandelnya. Aduh pak...kayak bapak lupa aja jamannya bapak muda.

Si Bolong buat kepala sekolah...gara-garanya kami sekelas bikin acara kemping tanpa izin sekolah. Emang bukan kegiatan sekolah kok, kenapa pulak minta izin? Seorang teman kami kecelakaan kakinya patah dalam insiden itu. Akhirnya cerita kemping kebawa ke sekolah (padahal yang cewek ga ikut kemping lho, cuma datang waktu pagi aja). Eh hari Seninnya di waktu upacara bendera kepala sekolah dengan pidatonya... "bla bla bla...anak perempuan bio3 untung saja tidak pada bolong" Waaaaaaaaaaauuuuuuwwwwwwww... ngucap pak ngucap! Kok gitu sih pidatonya?!

Si Mayat buat ibu Nurjani guru Fisika, karena blio selalu pake bedak super putih seperti mayat hi hi serem!!!

Super busa buat pak Sarman karena kalau sudah terlalu banyak ngomong mulutnya mulai dech berbusa.

Masih banyak lagi dech julukan yang cukup keji kami nobatkan kepada guru-guru kami. Sekarang kulihat diriku... aku asistennya guru di high school. Apa pulak julukan anak muridku buatku ya?! Tak bisa kupingkiri...aku juga bergetar kalau mulai bicara di depan kelas, apalagi dengan bahasa Inggrisku yang ngepas bikin aku tambah berkeringat.

Oh bu dan pak guru kami...betapa kejinya kami kepadamu. Maafkan kami ya pak/bu... bukannya kami keji, cuma otak ini belum sempurna kala itu. Terima kasih atas jasamu pak/buk... tanpamu aku bukan disini hari ini. Ya Tuhan...bagi guru kami yang telah pergi terimalah mereka disisiMu ya Allah di dalam pelukanMu.

Hmmmmmm....nostalgia SMA 20 tahun yang lalu. WHAT??? Apa iya itu 20 tahun yang lalu? Unfortunately...it's true. Aku tidak muda lagi nih rupanya hiks hiks... sometimes I feel like there are things that I haven't complished in my youth that I need to cacth up now!!! Apa ya?!

Foto-foto ini kucopy dari blognya Uchi nich! Thanks ya Chi udah mengscan foto-foto ini. Aku emang ga punya fotonya...some memories... Ga usah diperjelas lagi cari aja yang paling jelek dan item diatas...itulah aku he he he....

Friday, March 02, 2007

Jangan menggangap enteng orang yang laparrrrr

Biarpun hari ini blizard alias salju tebal dan angin kencang tak menggagalkan rencana kami menghadiri fun fair di sekolahnya Kendall. Sekolahnya pun ga bisa menunda event ini karena mungkin kalau ditunda banyak kerugian moneter. Mau ga mau acara juga harus tetap dilanjutkan dech.

Dengan jeep nya daddy yang 4 wheel drive kita berani keluar menerjang badai ini. Emang sekolahnya Kendall ga terlalu jauh dari rumah, tapi cukup menegangkan buatku setiap kali merasakan roda berputar-putar.

Nyampe di sekolah Kendall kita lihat lumayan juga yang hadir mengingat cuaca yang jelek begini. Kita langsung beli tiket dan main beberapa game. Seperti biasa, game yang paling mengasikkan adalah "cake walk" game. Kali ini panitianya selain baik hati, juga sumbangan cakenya banyak sekali sehingga main ini boleh non stop, sampe kita menang dengan bayaran satu kali aja.

Gamenya simple aja...cuma jalan di lingkaran dengan diikuti musik. Begitu musik dihentikan kita liat di nomor berapa kita singgah, kalau sama dengan nomor yang ditarik jurinya berarti kita menang. Mula-mula aku biarin Kendall yang main, lama sekali ga menang-menang. Cake coklatnya semakin menggoda...aduh gimana nih aku ga mau pulang dengan tangan kosong. Kuturunkan Khadija lagi untuk bertarung. Masih ga menang juga...sabarku semakin menipis setiap kali melihat orang yang menang meninggalkan ruangan satu persatu dengan cake-cake yang cukup aduhai muantapnya... Ga iya nih pikirku...aku harus turun...berjuang, bertarung... Ayo Kendall, Khadija, kita jalan yang cepat...


Mhhhmmm mikir siasat supaya menang hi hi...

Aalhamdulillah...Khadija mendarat di nomor yang dipanggil. Senangnya hati...Khadija pun keluar memilih cake "Triple Chocolate Cream". Kendall menyerah dan keluar dari pertarungan, sedangkan aku masih penasaran...satu putaran lagi dech. Emang mujur...menang juga akhirnya. Dan akupun keluar dengan sebuah "German Chocolate" cake. Legaaaaaaaaa...... aku bisa senyum kembali ha ha ha.........
Khadija ngecek nomornya, congrat Dij!!! Jangan heran dengan bajunya Kendall, itu baju cub scout (pramuka) karena habis fun fair langsung ke club.

Pelajaran yang diambil hari ini:

  • Jangan keluar rumah kalau sedang lapar, ntar bisa malu-maluin...sampe satu keluarga aku turunkan untuk bertarung hi hi hi...
  • Atau...karena perut makanya kerja juga semakin keras kan?!

Maret...kalau datang bukan main gagahnya

Masih ada hubungannya lagi nih dengan postingan kemarin Yuna dan kabut. Seperti kisahku kemarin, hari esok siapa yang tau?

Hari ini seperti biasa aku bersiap-siap lagi mau ke kantor, mandi...sholat bla bla bla... eeh telpon berdering. Kiranya dari Mr. Johnson teman kantorku mengabarkan bahwa hari ini ga ada sekolah, tutup berhubung angin kencang dan salju. Oh kejutan apa pulak ini?!

Aku intip keluar, masih agak gelap, yang tampak hanya jalanan agak basah. Aku lihat cuaca hari ini di TV rupanya angin kencang sekali, kurang terasa mungkin disini di downtown, tapi di luar kota pasti terasa sekali. Tidak hanya angin tapi salju yang bertiup cukup berbahaya bagi para traveller.

Oh my...bukannya kemarin baru saja aku cerita soal kabut dan sebagainya? Kok sekarang malah angin dan salju? Tidak terasa...rupanya Maret telah tiba. Bulan Maret, kata orang sini datangnya gagah perkasa seperti singa dan pergi seperti domba. Yah mudah-mudahan dech, bulan ini diawali dengan segala macam fenomena cuaca...hampir semua musim datang di satu bulan ini, ya hujan, panas, dingin, angin, salju... Insha Allah akan berlalu dengan tenang...membawa bunga di bulan April.

Hei Maret...kehadiranmu memang aku tunggu. Hujanmu membawa bunga, mendungmu membawa sinar... musim semi...musim berbunga datanglah...aku rindu akan hadirmu. Sepuluh hari lagi sampai kita harus ganti jam (11 Maret). Tujuh belas hari lagi sampai mami dan adikku Heni akan tiba...horeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!! Tidak sabar hati ini... menanti datangnya hari itu...tidak sabar hati ini melihat bunga-bunga mawar yang mengelilingi rumah ini bersemi... melihat rumput menghijau kembali... Oooooooooohhhhhhhhhhh Spring.....datang...datanglah... aku rindu!!!

image hosting file


Thursday, March 01, 2007

Yuna dan kabut

Setiap kali melihat kabut selalu wajah Yuna sahabatku muncul. Ya...Yuna dan kabut tak pernah terpisahkan, apa hubungannya? Simak saja cerita ini kalau berminat!

Cahaya kilat yang menembusi tirai kamar dan sakit kencing yang tak tertahankan mau ga mau membangkitkan aku dari singgah sanaku. Aku langsung mandi, sholat dan bersiap-siap untuk ke kantor. Sambil mematut diri di depan kaca kudengar suara petir silih berganti. Apa pulak ini? Musim apa ini? Musim dingin, semi atau panas? Kok cuaca begitu aneh?! Kuintip keluar hujan gerimis... nah lho?! Kok hujan di musim dingin begini?

Dalam perjalanan ke kantor kuperhatikan setengah perjalanan hujan basah, setengah lagi kulihat seperti salju tipis...temperatur cuma 34F, diatas titik beku. Karena tidak begitu pasti dengan status alam saat ini aku ambil ekstra hati-hati saja. Dalam hatiku...alam pun bingung...mau bagaimana? Mau turunin salju ga cukup dingin, mau turun hujan masih rada dingin...alhasil setengah setengah aja dech.

Pulang kantor kulirik lagi temperatur dimobilku sudah naik menjadi 43F. Biar cuaca ga karuan, basah, becek dan hujan yang ga jelas aku tetap bersukur. Sukur mulai panas...karena aku lelah dengan dingin yang berkepanjangan, dan aku berharap mudah-mudahan hujan siang tadi cukup membuat salju yang sudah ber-es dibelakang rumah cair.

Perjalanan pulang ini ekstra hati-hati kulipatgandakan lagi. Kali ini bukan cuma hujan yang ga jelas, ditambah lagi dengan kabut tebal. Pandangan ke depan tidak sampai 10 meter, pandangan ke belakang? Lebih ga jelas...

Tiba-tiba sosok Yuna sahabatku kembali lagi. Memang...ada kabut selalu ada Yuna, aku ga bisa memisahkan mereka berdua. Yuna sahabatku yang sudah kembali pulang ke Korea negaranya, suka sekali dengan kabut. Di Korea katanya kabut sering datang, menurutnya kabut itu saat yang paling dia idamkan, dia selalu bersemangat kalau ada kabut. Heran dalam hatiku, kok bisa sih? Rasanya kalau aku dengar kabut selalu asosiaku dengan ketidakpastian, kebutaan dan kekaburan. Mungkin inilah sifat manusia, tergantung dari mana dia mau melihatnya, aku memang si negatif thinking, selalu ambil yang negatifnya aja. Sedangkan Yuna...mungkin dia lebih positif, jadi biar gimana jeleknya cuaca selalu ambil yang terbaik.

Menurut Yuna...enaknya kabut itu karena aku ga bisa lihat ke depan dan ga bisa lihat kebelakang, yang tinggal aku ditengahnya. Seperti filsafah hidupku juga, yang lewat biarlah berlalu, yang di depan nampakpun tidak...kenapa musti dipikir? Ini aku di tengah-tengahnya...nikmati saja saat ini.

Oh Yuna...seandainya aku bisa berpikir begitu? Keselusuri jalan berkabut ini sambil membayangi Yuna terus. Kenapa aku masih belum bisa melupakan masa lalu...apa lagi yang pahit, yang menghantui masa presenku? Kenapa aku begitu cemas akan hari esok? Kenapa aku harus pusing dengan masa depan yang aku sendiri tidak tau akan kujelang atau tidak (bila Allah berkehendak, aku akan...). Kenapa aku tidak memberikan jiwa dan raga ini seratus persen pada hari ini kalau saat inilah yang mutlak, yang pasti bahwa aku masih bernapas, masih memiliki semua orang yang kucintai?

Kabut tebal yang sedang kutelusuri ini...memang misteri. Aku ga tau ada orang atau tidak di belakangku. Di depanku...hanya sejauh mata memandang...dibalik itu siapa yang tau? Tapi toh aku jalani juga, tetap dijalurku yang benar...berharap orang didepanku juga di jalur mereka sendiri...berdoa semoga aku selamat tiba di rumah nanti. Seperti kehidupan ini juga, yang lalu adalah hadiah dari kehidupan sedangkan hari esok biarlah menjadi kejutan. Usaha dan doa semoga aku sampai di akhir hidupku dengan selamat dan dalam ridhonya Allah.

Yuna...Yuna...biar kau jauh, legasimu masih tetap abadi. Satu nilai hidup yang harus aku ambil dari seorang sahabat. I miss you Yuna...semoga suatu saat kita akan berjumpa lagi. Terima kasih untuk persahabatan kita...terima kasih untuk pundakmu disaat aku butuh tempat untuk bersandar.
Ibu-ibu genit yang berbunga2 di acara perpisahan Yuna. Clock wise...aku, Yuna, Amanda, Pam, kak Lensi.