Sunday, March 18, 2007

Menangis dan tertawa...

Pagi ini kita semua begitu bersemangat dan penuh dengan rencana menyambut mami dan Heni yang akan tiba nanti malam di Chicago. Kak Lensi dan Mikepun telah tiba disini tadi malam, rasanya rumah ini begitu gemerlap dan meriah!!! Anak-anak tak henti-hentinya menanyakan kapan kita akan berangkat ke airport?

Namun...keceriaan hanya bertahan sekejap. Telpon berdering membawa kabar buruk!!! kami semua melesat ke rumah sakit...untuk melihat Cort. Istri Cort meminta kak Lensi dan Mike tentu saja aku juga ikut jadinya, untuk segera tiba di rumah sakit karena menurut perhitungan dokter Cort tidak akan lama lagi bisa bertahan. Dalam perjalanan ke rumah sakit yang lumayan juga jauhnya, kami tak henti berdoa semoga kami diberi kesempatan untuk melihatnya sebelum dia pergi selama-lamanya.

Alhamdulillah...begitu kami sampai disana kulihat Cort masih sadar dan masih mengenal kami. Tubuhnya lemah lunglai, wajahnya pucat dengan napas yang sulit dikeluarkan...tak ada yang bisa menahan air mata! Cort...orang yang baik sekali...kenapa harus pergi? Sulit dipercaya orang yang semuda dan segagah itu harus pergi begitu cepat...kanker yang menggerogoti seluruh tubuhnya akhirnya membuat tubuh kekarnya menyerah tidak sanggup lagi berjuang melawan kanker ganas ini.

Suasana agak kaku bagiku karena budaya dan agama yang berbeda. Kami hanya bisa menyampaikan bahwa betapa kami menyayanginya dan menceritakan semua yang indah-indah buat dia. Seandainya dia seorang muslim ingin rasanya aku menuntunnya untuk mengingat Allah atau membacakan surat Yasin. Hanya deraian air mata yang tak henti bergulir akhirnya yang bisa aku perbuat. Aku merasa begitu bersalah...dan tidak berdaya...apa yang bisa kuberikan untuknya? Memudahkannya melalui masa krisis ini? Oh God...I felt so awful!!!

Dua orang pastur datang ke ruangan dan meminpin doa...akupun ikut menunduk berdoa dengan caraku semoga Allah mendengarnya. Pengunjung datang silih berganti...dan kami bergantian harus meninggalkan ruangan supaya orang lainpun mendapat kesempatan bersama Cort di saat-saat terakhir.

Jam berlalu...kamipun harus pulang karena ga lama lagi harus berangkat ke airport menjemput mami dan Heni. Berat rasanya meninggalkan rumah sakit...harapan kami adalah yang terbaik untuknya walau dia harus pergi sekalipun. Istirahatlah Cort...kalau kesempatan itu ada mungkin kita bertemu lagi.

Ketibaan mami dan Heni menghapus air mata ini. Sesaat kami terlupa dengan duka...kehadiran mami dan Heni seperti mentari yang menghapus mendung. Air mata berganti dengan tawa... apalagi waktu acara pembukaan kopor...waduh...semua berebut!!!

Hidup...ada tawa dan tangis...bila datangnya siapa yang mengira? Ambilah yang terbaik dari
hidup ini...hari esok siapa yang tau?!

No comments: