Thursday, September 11, 2008

Ramadhankoe...

Ga terasa sepertiga ramadhan sudah berlalu, dan duapertiga saat lagi bulan suci ini kita jalani. Namun demikian suasananya masih belum juga terasa. Cuma lapar dan ngantuk di siang hari yang menyadarkanku bahwa aku sedang menjalani puasa.

Kekhawatiran bagaimana menghadapi puasa kali ini yang waktu bukanya semakin lama ternyata ga ada gunanya. Berkat rahmat Allah SWT kekuatan itu selalu ada! Insha Allah kami semua masih tetap gagah perkasa sampai ke penghujung nanti.

Ramadhan yang sudah kami lalui ini memang sedikit gersang. Dapurku nampaknya sebulan total ga bakal ngebul. Untuk memuaskan perut akupun rajin ke mesjid dan berbuka disana. Sementara Mazen dan anak2 berbuka di rumah, order makanan atau makan diluar. Sebenarnya bukan ramadhan seperti ini yang aku inginkan untuk keluargaku. Tapi apa daya... manusia punya keterbatasan. Aku jauh dari sempurna... ternyata aku dan karir (duh karir ni ye?) ga bisa jalan bersamaan. Mungkin banyak wanita di luar sana yang bisa menjalani karir dan rumah tangga berdampingan dengan harmonis. Sori dech aku ga bisa begitu... kerjaan dan rumah tanggaku ga bisa kompak. Kalau sudah kerja rumah tanggaku yang emang benar2 bertangga jadinya kocar kacir, selalu dalam keadaan badai topan.

Akhir2 ini niat mau pensiun begitu mendera. Sulit ditebak apa karena bekerja sambil berpuasa yang bikin badan cepat lelah, atau lingkungan kerja yang semakin membosankan, atau gajinya kekecilan? Kayaknya alasan yang ketiga lebih tepat! Maksudku ga seimbang gitu... antara waktu yang kuhabiskan di tempat kerja dengan pengorbananku terhadap keluargaku... Maunya sih kerjanya sedikit tapi gajinya besarrrrrrrrrrrrrrrr, malah kalau bisa ga usah kerja tapi dibayar...

Tapi ngomong2 soal gaji...baru aja mikir2 mau pensiun aku baca di koran berapa gaji anggota parlemen di Indonesia? Menurut info dari kompas sebulannya 8 juta rupiah...cuma duduk aja di kursi! Untuk mendapatkannya malah harus pake nyogok lagi, bisa sampe 300 jutaan... ih amit2 dech...apa balik ga nanti modalnya? Ya balik dong...nanti kan bisa korupsi...banyak proyek ini itu bisa dikongkalikong... jalan menuju kekayaanpun mulusssssssssssss... Kok aku malah pengen pensiun? Yang gajinya jauh gedean dari anggota parlemen di Indonesia? Ga pake nyogok lagi, cuma modal dengkul doang ga perlu pake otak... kok sebegini susahnya? Dasar manusia emang ga pernah puas... mungkin aku nih maunya ga usah kerja tapi banyak duit, emang dasar!!! Bukannya disyukuri aja apa yang sudah ada ini...mbok ya dijalani. Kerja terus selagi masih sehat, ntar kalau kesahatan yang baik sudah diambil Allah mau bilang apa? Pengen kerjapun ga bisa lagi... jangankan untuk menghasilkan eh malah jadi beban orang lain. Ayo...ingat, ingat terus... betapa mudahnya sebenarnya hidupku, jangan komplen. Jalani aja... ingat masih banyak tempat dalam peta yang belum aku lihat... Ingat kalo jalan2 ke toko... tas, sepatu, baju menjerit, merayu, memanggilku minta dibeli! Masha Allah... begitu banyaknya yang aku mau... kok mau nongkrong aje di rumah?! Suamiku bukan konglemerat...tapi cukup sudah kesenangan yang diberikan, nah kalo mau lebih ya cari sendiri donk!

Akhirul kalam...untuk sementara niat bekerja masih terus dijalani. Kembali kepermasalahan puasa yang sudah terlalu jauh mukadimahnya! Ramadhanku tahun ini terasa lebih ringan dari yang kubayangkan. Dengan suaraku yang parau, serak2 basah kumeriahkan subuhku dengan mengaji, sementara yang lain pulas kembali setelah sahur.

Di siang hari semua pada sibuk dengan kegiatannya masing2. Anak2 di sekolah, yang Alhamdulillah Kendall puasanya masih bagus meski harus berolah raga, plus latihan bola dua minggu sekali. Menjelang waktu berbuka semua menyibukkan diri dengan apa saja yang bisa membunuh waktu. Lentera ramadhan hanya sempat dihidupkan hari pertama puasa, karena cuma hari itulah kami semua sempat duduk berbuka di meja makan. Hari2 berikutnya kalo aku ndak ke mesjid, kami duduk berjajar di ruang tv... benar2 tak semeriah bulan puasa di tanah air. Kalau aku sedang rajin ada juga air teh dingin untuk berbuka, tapi kalau sedang malas air putih saja sudah cukup...tak ada minuman air buah dingin, kue2 basah jajanan pasar... gersang... gersang... gersang... Tapi anak2 ga keberatan, because there is nothing to compare to... ga seperti aku yang asik membanding2kan dengan puasa bersama keluargaku di tanah air. Malah buat Kendall kalau ada pizza atau hamburger itu sudah bukaan yang paling sedap... perutku yang menjerit2 minta masakan Indonesia. Tak apalah hikmah ramadhan bukan dari iftarnya saja, banyak hikmah2 lain yang bisa diambil. Maafkan aku habibi... Kendall dan Khadija... mommy ga bisa menghidangkan santapan lezat di meja makan... mungkin ini bukan ramadhan yang ingin kalian kenang, tapi Insha Allah tahun berikutnya akan lebih baik. Tetap tegar semuanya yach... mari kita semarakkan di hari raya nanti!!!

1 comment:

Unknown said...

Emang pie kalau bulan puasa yang paling enak dan meriah ya di Aceh. Gak ada tempat lain yang begitu unik. Selamat berbulan puasa ya pie....