Monday, November 10, 2008

Uang Saku Kendall

Dimulai dari awal musim panas lalu Kendall sudah mulai menerima uang saku (allowance) mingguan. Seminggunya $5.00. Sebenarnya Kendall belum begitu mengerti uang, atau boleh dikatakan dia belum butuh sama sekali. Tapi uang saku tetap kuberikan untuk melatih Kendall menabung. Sebagai informasi ya...anak2 di Amerika khususnya anak2 SD biasanya ga begitu peduli sama uang karena kebiasaan jajan disini ga sama dengan kebiasaan jajan anak2 di Indonesia. Di Indonesia kulihat dari jaman aku kecil sampe jaman anak2nya sekarang masih sama. Setiap anak mau berangkat ke sekolah selalu dibekali uang jajan untuk membeli makanan/minuman. Namun budaya begitu ga ada disini, pasalnya di sekolah ga ada yang jualan. Anak2 paling dibekali makan siang, atau bayar per bulannya. Alhasil kebiasaan minta jajanpun nyaris ga ada. Pulang sekolah juga begitu...bukan seperti di Indonesia banyak tempat jajanan dekat2 rumah, yang tukang bakso ga berhenti lewat lah, tukang es krim, tukang sate, tukang ini tukang itu...segala macam tukang yang benar2 bikin kantong ortu bocor terus. Syukurnya yang gituan disini juga ga ada. Alhamdulillah!

Nah...setelah Kendall mulai menerima uang saku, seperti dugaanku dia benar2 ga tau mau diapakan uang itu, yang dia tau hanya untuk membeli buku. Syukurlah kalau dia memang berminatnya di buku. Namun lama kelamaan terutama di musim panas, dimana anak2 ga sekolah semakin terasa kok pengeluaran semakin bocor terussssssssss... makanan ringan di rumah ga boleh putus, plus sekali2 anak2 harus dititip...maklum ortunya kerja bo!!! Lama2 makin ruwet juga otakku...aku bernegosiasi sama Kendall. "Kendall boleh ga uang sakunya diputusin, mommy and daddy don't have much money right now". Khadija harus pergi ke baby sitter setiap hari setelah pulang sekolah...Kendall ngerti kan? Wuih Kendall emang benar2 anak yang baik dech...ngerti buanget, dengan berlapang hati dia menerimanya.

Lama kelamaan taktik itu juga ga bertahan lama. Karena ga ada uang saku Kendallpun terpaksa minta uang untuk beli buku, yang kalau dihitung2 mendingan kasih uang saku aja, karena dengan adanya uang saku dia selalu bisa nunggu sampe uangnya cukup baru beli buku. Sedangkan tanpa uang saku kapan aja dia pengen dia minta. Aku terkibuli dengan siasatku sendiri hi hi hi... Hhmmmmm...mikir lagi aku... akhirnya aku tawarkan Kendall ide yang lain. Mulai sekarang Kendall sudah boleh punya "chores" (kerjaan rumah sehari2), setiap chore Kendall dapat 25cent...wuah senangnya dia. Sejak itu dia menjadi super rajin... yang lucunya kalau ada tiga plastik sampah tiga kali juga dia angkat supaya bayarnya tiga kali ha ha ha... kubiarkan saja karena kalau kuhitung masih terlalu kecil jumlahnya dibanding dengan uang saku. Kasihan dech Kendall dia sama sekali ga ngeh bahwa dengan begini sebenarnya dia mendapat lebih sedikit tapi berbuat lebih banyak ha ha ha... tapi ga papalah melatih anak2 untuk menghargai nilai uang.

Hari ini anak2 ga sekolah, baru bagi rapot (Alhamdulillah Kendall is a strait A student). Aku bilang mau ga Kendall rake (sapu) daun2 di halaman itu? Wuah bukan main dia senangnya... dia minta dibayar 25cent per jam ha ha ha... Khadija juga minta uang saku nih...bedanya Kendall ama Khadija kalau Kendall menabung untuk buku, Khadija menabung untuk mainan. Makanya rapot yang diterima juga persis dengan karakter mereka...Kendall WOW!!! Khadija WADOW!!! Emang dech lain anak lain2 sifatnya!!! Ga tega aku dengan upah yang begitu kecil itu...anak2 kuberikan sedollar seorang, padahal rake nya juga ga sejam. malah banyak mainnya lagi... daun2 yang sudah ditumpuk malah berserak lagi dilompat2in. Tapi biarlah...sebenarnya bukan jumlah uang itu pesan yang ingin kusampaikan kepada anak2. Namun sifat untuk menghargai nilai uang yang harus diraih melalui perbuatan, atau paling ga itu menurut ahli keuangan di Amerika Suzie Orman yang paling sering aku dengerin nasihatnya, maksudnya biar cepat kaya, atau untuk belajar ngerem...ngerem apa ajaaaaaaaaa jangan jalannya terlalu kencang!!!

Alhamdulillah...sejauh ini sepertinya taktikku cukup jitu. Paling tidak sampe Kendall sadar bahwa sebenarnya dia dirugikan. Kendall semakin positip menyongsong hari esok, ga sabaran menunggu salju turun supaya dia yang menyekop salju nanti ha ha ha... Aku bilang kenapa ga beresin aja kamarnya?! Jawabnya..."Oh I can't... if I clean it up I can't find stuff anymore ha ha ha... Kendall...Kendall...

4 comments:

Home Cooking said...

two thumbs up for Kendall. hebat euy Kendall uang saku buat beli buku.

Retno Prihadana said...

Elvi, phakabar?. Duh, senengnya anak2 dah pinter bantuin ortu dan nabung, siip..jempol deh!

mochie said...

kalo ibu2 jaman skrg jg udah ngeh kesehatan jg makanan u/bekal anak sekolah..

di sekolah naufal juga, yg sekolah negeri jarang temen2nya jajan, palg naufal, sampe kelas 2 SD nih gk pernah aku kasi jajan.. syukurnya dia ngerti, gitu juga Diaz walopun tukang jajan berkeliaran dpn sekolahnya, tp dia gak tertarik tuh.. karena sebelumnya aku kasi tau baik buruknya jajan di sekolah

Riva said...

epie....ternyata dikau masih rajin nulis ya....salut deh...hebat kali ya kendall...suka baca buku ya. cium sayang dari tante nya ya? buat khadija juga...sama dengan shahnaz...ngumpulin duit buat mainan melulu...he heh.