Sunday, December 23, 2007

Sendiriku...

Ga ada salahnya kan kalau sekali-kali kita menikmati kesendirian? Bukan berarti ini gaya hidup yang kita inginkan. Tapi rutinitas hidup, kerja dari mulai matahari belum muncul sampai terbenamnyapun tak terlihat, belum lagi kerjaan rumah dan anak-anak membuat kita rasanya berhak mendapat pelayanan istimewa sekali-kali. Lari dari monotonnya hari-hari, menikmati irama yang lain dari hidup ini. Tidak ada salahnya... relax, refreshing, recharge dan regroup sebelum kembali lagi ke lagu lama, irama yang berulang-ulang tanpa ritme dan jeda.

Minggu ini pelayanan istimewa yang kuberikan kepada diriku ini bukannya pergi liburan ke suatu tempat seperti yang anda-anda bayangkan mungkin. Wuah kalau itu sih selain mahal diongkos rasanya juga ga tega terlalu memanjakan diri sebegitu rupa. Ini malah kebalikannya, bukan aku yang pergi, malah aku yang ditinggalkan.

Libur christmas ini terlalu singkat bagiku untuk ikut romobongan sirkus pulkam ke padepokannya mertua. Biarlah anak-anakku dan anak mereka alias mimi cayank yang berkumpul. Biarlah aku tinggal menjaga rumah sambil menunggu kakak cayank yang akan tiba juga dalam minggu ini.

Tak ada perasaan kecewa ditinggal pergi, kuakui...I love this moment once in a while. Ada perasaan ganjil pulang kerja kudapati rumah hampa, tak ada sambutan meriah dan pelukan hangat atau cipika cipiki dari anak-anak. Lucu...mau ngapain yach? Biasanya pulang kerja dalam keadaan lelah, duduk sejenak...melemaskan otot-otot sambil mikir mau bikin apa makan malam ini, atau periksa PR Kendall, siapkan Khadija bath, baca cerita, bersihkan rumah supaya besok bisa diberantakin lagi. Ngecek email sebentar, baca koran dll. Hari ini...mau ngapain yach? Mentari masih condong, ntar malam, malam minggu. Sendiri...enaknya molor......zzzz.... tak terasa ketika terjaga mentaripun terbenam... Larut bersama "Saturday Night Life" kuhabiskan sisa malam, tertawa sendiri sambil bergolek di sofa dengan indomie sebagai supperku malam ini. What a lazy day!!!

Minggu pagi, menurut ramalan cuaca hari ini bakal super duper cold!!! Dingin menggigit dan angin kencang, temperatur dibawah titik beku, tetap teguh dengan niatku shoping hari ini. Keburgegas keluar untuk memanaskan mobil, dengan gayaku bersepatu tinggi di jalan yang rada licin. Ah gaya tetap nomor satu, keamanan nomor dua, Insha Allah selamat. Seperti sudah kuduga pintupun ngambek ga bisa dibuka, beku! Dengan bantuan siraman air panas ahirnya pintu bisa terbuka, mobilpun kupanaskan. Begitu kembali lagi ke mobil, beku lagi...siram lagi.

Sebelum pergi shoping yang tempatnya lumayan jauh kusempatkan mengisi bensin dulu. Takut pintunya macet lagi kubiarin aja terbuka. Kulihat dari dalam gas station ketika aku membeli secangkir kopi angin bertiup seakan-akan mau membanting pintu itu. Orang-orang pada liat, kok ga ada sopirnya? Pintu ternganga lebar...duh malunya. Aku tanyakan kepada penjaga gas station ada jual semprotan atau cairan apa kek yang bisa mencairkan es ga? Sayang sekali ga ada...

Seperlima perjalanan keraguanpun mulai timbul...di jalanan yang sedikit licin, angin dan salju tipis yang mengabutkan membuat hati bertanya-tanya...gimana kalau terjadi apa-apa, kok bela-belain amat hanya untuk pergi shoping? Kuputar haluan...sambil berjudi dengan pikiranku, pergi...ga...pergi...ga...pergi...ga?! Semakin dekat ke rumah...keputusan masih belum ada...tak ingin menghabiskan akhir minggu di rumah, berteman sepi. Inilah satu-satunya hari yang bisa kuhabiskan untuk diriku... tanpa masa yang membatasi karena tak ada penghuni yang menanti kepulanganku, merindukanku. Justru aku yang sedang membuang masa menanti mereka kembali.

Pulang...kembali ke rumah, aku melesit hanya sekedar bertukar sepatu, hak tinggi menjadi sepatu boots yang lebih nyaman di suasana bersalju ini. Kembali lagi aku ke mobil yang tentu saja waktu kutinggalkan pintunya masih ternganga. Kembali aku menelusuri jalan yang sudah seperlimanya kulalui, menuju Rockford kota besar yang dekat dengan kota kecilku, hanya untuk melihat hiruk pikuknya kota, melihat kesibukan orang-orang di penghujung minggu sebelum christmas, berbelanja hadiah di menit terakhir. Terbawa suasana...akupun memenuhi kantong-kantong belanjaku, bukannya hadiah untuk dibagikan tapi untuk diriku yang telah dengan setia mendampingiku melihat-lihat, dari satu etalase ke etalasi lainnya. Oh man... diriku emang pantas dapat hadiah istimewa, sepatu boots berbulu...another excuse supaya ga merasa bersalah.

Lelah shoping perutpun mulai menjerit minta perhatian. Hhhhhmmm...rasanya udah seharian ga makan, lapar dan ngantuk. Makan apa yach yang bayarnya dikit tapi makannya bisa banyak, bisa dapat semua, dari mulai salad, sampe makanan penutup plus kopi? Rasanya saat ini gajahpun bisa kulahap! Tak pelak lagi..."Old Country Buffet" terdengar sungguh nyam!!!

Setiba di resto ada sedikit risih juga makan di buffet berteman diri. Biar ga begitu rikuh aku mencari teman bercanda...ngobrol dengan Mazen melalui telpon sambil menikmati makan siangku. Heran...apa karena sendiri, tanpa teman...selera makanpun raib!

Pulang ke rumah hari sudah hampir larut. Masih ada waktu buat nonton film, kenapa tidak? Kan ga perlu bangun pagi esok hari, ga perlu masak, ga perlu beres-beresin rumah karena ga ada yang berantakin? Kuberbaring di sofa, berbalut selimut dan berpeluk bantal akupun menikmati filmku " To Persue the Happyness". Tak terasa air matapun berurai, kurang jelas karena filmnya atau rinduku mulai datang kepada anak-anak, kepada mimi cayank.

Setiap sudut kulihat, foto anak-anak seperti tersenyum kepadaku. Seakan mereka telah pergi begitu lama. Malampun semakin larut. Kulihat lagi hari-hari yang sudah kulalui ini, betapa aku menikmatinya, betapa damainya, betapa sunyinya. Ternyata damai yang kurasakan ini begitu gersang. Indahnya hanya sesaat, aku rindu mereka untuk segera kembali. Biarlah aku lelah dengan rutinitasku, biarlah suara mereka memekakkanku...merekalah hidupku. Yang mengisi hari-hariku, yang membuatku menghargai hari ini. Menyentakkan aku dari lamunanku, menyadarkan aku bahwa ini bukanlah kehidupanku. Hidupku bersama mereka.

Sendiriku...aku temukan damai, aku memanjakan diriku dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Setiap detik di sendiriku aku menikmatinya, aku menghargai saat-saat ini. Tapi bukan ini yang kuinginkan dalam hidupku. Begitu indah hanya karena sesaat, sedikit berpaling dari lagu yang mulai tua. Hati ini menjerti ingin kembali mendengar lagu lama itu lagi. Pulanglah Mazen, Kendall dan Khadija...disini aku rindu menanti kepulanganmu. I love you all... and miss you so much!!!

Saturday, December 15, 2007

Meluncurrrrrrrrrr...

Badai es berlalu berganti dengan badai salju. Wiken ini mendung kelabu, salju turun tak henti-hentinya. Meski begitu aktifitas berjalan terus. Sudah lama sekali anak-anak tidak bermain seluncuran. Kali ini mumpung saljunya sudah mulai banyak dan jatuhnya persis di hari Sabtu kita sempatkan untuk berseluncurrrrrrrrrrrrrrrrrr....

Genoa kota kecil yang ga begitu jauh dari DeKalb ada lembah kecil. Disitulah kami berseluncur wiken ini. Untungnya lembah ini ga terlalu tinggi, jadi setelah turun tidak terlalu jauh untuk mendaki ke atas lagi. Lumayan buat olah raga...naik turun gunung berkali-kali.

Wednesday, December 12, 2007

Badai Es

Punguk dicinta bulan yang datang. Salju yang dinanti-nanti malah hujan es yang mengguyur. Masha Allah... Maha Besar Allah sang pencipta. Yang menurunkan air, salju dan es ke bumi ini. Kebayang ga hujan es (freezing rain)? Hujan yang jatuh langsung membeku karena temperatur sudah dingin sekali.

Sudah dua hari ini hampir di seluruh Illinois dilanda badai es. Badai es ini berbahaya sekali dibanding dengan badai salju. Kalau salju tebal jalanan masih bisa dibersihkan dengan mobil yang ada sekop raksasanya itu. Tapi kalau es mana bisa dibersihkan. Untungnya ramalan cuaca disini hampir 100% bisa dipercaya. Sehingga sebelum hujan turun jalan-jalan sudah ditaburi dengan garam untuk mencairkan es itu. Namun tetap saja ada bagian yang tidak bisa dicairkan sama sekali karena ground (tanah) sudah terlalu dingin.

Semua yang dibasahi air hujan ini langsung membeku. Jalanan menjadi licin. Sungai dan danau membeku. Ranting-ranting pohon banyak yang jatuh karena berat seperti es. Kabel listrik juga banyak yang jatuh keberatan sehingga ada beberapa daerah yang kehilangan power.

Maha besar Allah...suasana yang luar biasa berbahaya ini memberikan pemadangan yang luar biasa indahnya. Di siang hari di bawah sinar mentari semuanya berkaca-kaca seperti hiasan kristal. Luar biasa...suryapun ga kuat melelehkannya.

Pohon di belakang rumah