14 February...
Aku dan radio mobilku punya hubungan yang dekat sekali, kami nyaris tak terpisahkan. Dialah yang mengisi hari-hariku, menghiburku dan meng update setiap informasi yang kadang aku ga sempat kejar melalui TV atau koran. Seperti biasa hari ini juga dalam perjalanan pulang dari kerja, sang radio yang memberitakan penembakan di NIU yang baru saja berlangsung. Sambil mendengar berita kulihat banyak ambulan datang dari arah yang berlawanan menuju ke rumah sakit. Meski tidak begitu khawatir aku langsung menelpon Mazen, aku tau Mazen kalau jam segini (jam 3.45 pm) sudah di rumah sedangkan penembakan terjadi pada pukul 3 pm. Karena telpon tidak dijawab rasa khawatirpun timbul. Dengan perasaan was was akupun merubah niatku yang tadinya mau singgah belanja dan langsung pulang ke rumah. Setiba di rumah aku langsung marah2 karena telpon tidak dijawab. Ternyata jangankan untuk menjawab, bunyipun tidak!!! Semua jaringan telpon sibuk luar biasa.
Kamipun langsung membuka TV melihat breaking news di CNN sambil melangkah ke teras belakang rumah, terdengar suara helikopter masih menderu-deru...kurang jelas apa itu heli rumah sakit atau helinya pengejar berita. Firasatku mengatakan pasti punyanya wartawan karena sudah 1 jam berlalu dari waktu kejadian. Beberapa jam kemudian telponpun mulai berderang dering dari orang-orang yang mengkhawatirkan keselamatan kami. Alhamdulillah kami semua sehat walafiat...dan terima kasih buat semua saudara2 kerabat dan para sahabat atas keprihatinannya yang sangat peduli dengan kami disini.
15 Februari...
Pagi hari identitas para korban yang mati, dan yang luka2 termasuk identitas penembaknya sudah diumumkan di TV. Dengan perasaan yang sangat kecewa dan sedih luar biasa ternyata nama yang dikenal sama Mazen adalah nama penembaknya, Steven Kazmierczak. Steven pernah mengambil 2 mata kuliah di kelasnya Mazen beberapa tahun lalu. Namun Steven yang Mazen kenal ini bukanlah Steven yang tega dengan brutalnya menembak orang-orang di kampus tanggal 14 Februari lalu, tapi adalah Steven yang baik hati, luar biasa pintar dan memiliki prospek masa depan yang cerah.
Malam harinya aku dan teman2 pergi menghadiri vigil di Duke Ellington Ballroom. Ribuan manusia menghadiri memorial yang dipimpin langsung oleh presiden John Peters, dihadiri juga oleh seorang kongresman dan Jesse Jackson. Acara berlangsung dengan sangat khidmat dan mengharukan. Setelah acara berakhir kami singgah sebentar di bukit dimana bunga2 dan tanda salib untuk para korban digelar. Kulihat ada enam salib dipasang, lima dari enam salib itu berhias bunga dan bernama, sementara yang satunya tak bernama apalagi berbunga. Aku rasa pasti yang keenam itu untuk penembaknya.
Tiga hari telah berlalu...namun spirit NIU masih terlihat dimana-mana. Orang-orang masih berpakaian merah hitam warnanya NIU dan bendera masih berkibar setengah tiang. Buat keluarga korban, mungkin seiring dengan waktu duka yang dalam akan terlupa. Namun buat orang tua penembak bagaimana dia menapaki hari esok? Salah apa yang mereka perbuat sehingga anak yang dibesarkannya bisa menjadi seorang monster? Motivasi apa dibalik pembunuhan ini mungkin akan menjadi misteri yang tak terpecahkan.
Kita sebagai orang tua hanya bisa berdoa semoga anak-anak kita dijauhkan dari pikiran2 jahat itu. Insha Allah bekal agama yang kita berikan bisa membantu mereka di kemudian hari, sehingga kejadian2 seperti ini tidak akan terulang lagi.
We Love NIU... Go Huskie!!!