Saturday, February 02, 2008

Dua Hari bersama Larissa

Dua hari ini berlalu begitu mengharukan. Pasalnya Larissa teman lama kami yang berasal dari Brazil sedang berkunjung kesini. Akhirnya setelah sekian lama kami para wanita yang sedang di usia krisis ini berkumpul kembali, menyambut Larissa, bergosip dan bernostalgia.

Begitu melihat Larissa aku langsung mengenalnya, tidak ada yang berubah di dirinya dari enam tahum silam, paling cuma beberapa pounds ekstra. Masih dengan gaya yang sama, tak ada kesan dia kehilangan Inggrisnya, sebaliknya kelihatan semakin fasih. Larissa...dari dulu tidak akan pernah kehabisan bahan pembicaraan. Dari A sampai Z...yang penting tahan saja. Tidak heranlah kalo sehari bersama Larissa tidak cukup, pertemuanpun harus ada babak keduanya.

Sayangnya pertemuan kali ini cuma bisa dihadiri oleh beberapa orang saja. Beginilah nasib di komuniti sekolahan. Selalu ada yang datang dan ada yang pergi. Semetara aku termasuk yang mungkin akan tinggal disini selamanya. Yah harus rela melepaskan yang pulang kembali ke tanah airnya. Sehingga pertemuan ini hanya bisa dihadiri olehku, Pam yang memang asli penduduk sini dan Maimona yang juga tidak lama lagi akan kembali juga ke negara asalnya Mali.

Pertemuan yang singkat, banyak kata yang terucap. Dari mulai anak-anak, kerjaan sampe soal suami. Saling berebut cerita akhirnya obrolan jadi ngalor ngidul. Satu persatu kami mulai curhat...

Aku
Yeah...alhamdulillah aku bertahan, begitu banyak cobaan dan gelombang. Syukurnya aku tak karam. Mudah-mudahan badai yang sudah berlalu itu tak datang lagi.

Larissa
Oh it's so hard to build a family. Kami baru saja selesai dari konsuling-konsuling perkawinan. Satu keluarga, dari mulai aku, suami dan Ana anakku harus minum obat anti depresi. Macam-macam dech persoalannya. Tapi sekarang kami sudah bahagia kembali. Aku sedang belajar berhenti komplein buat suamiku.

Maimona
Oh I don't know...aku rasa tak ada perkawinan yang sempurna. Aku seorang yang feminis, yang sedang berjuang untuk hak-hak wanita di Mali, yang mungkin perjuanganku ini sendiri akan mengorbankan perkawinanku.

Pam
Guys...kalian harus bersyukur...paling tidak kalian ada suami, ada pasangan hidup. Aku belum pernah merasakan perkawinan. Kalian tidak merasakan betapa sunyinya, setiap hari bergaul dengan kalian yang sepertinya begitu dinamik. Ada perkawinan, ada kelahiran, melihat anak membesar, mempertahankan rumah tangga. Aku...jangankan seseorang untuk kukomplein, untuk kucintai saja sosok itu belum ada. Hidupku begitu sunyi...

Ya Tuhan...kadang melihat ke bawah baru kita tersadar bahwa kita sudah berada di atas. Asik melihat ke atas rasanya puncak yang tinggi itu masih belum tercapai juga, sementara begitu banyak anak tangga yang sudah dilewati yang menghantarkan kita setinggi ini. Tidak pernah bersyukur, bagaimana kalau jatuh lagi? Tidakkah lebih baik sering-sering melihat ke bawah, supaya kita lebih berhati-hati? Karena semakin tinggi, cobaan juga semakin berat, begitu ringkih dan rapuh...hanya hembusan angin cukup menjatuhkan kembali kita ke bawah, ke posisi yang sebenarnya yang paling kokoh?

Larissa...biarpun sesingkat ini tapi rasanya berbahagia sekali bisa berjumpa lagi. Kami akan kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya.
Kika...Michelle, Pam, Larissa, aku dan Maimona di Caribou coffe.

7 comments:

Home Cooking said...

asik bgd yg pd reoni, sedih emang ya kalo sekali jumpa lgsung pisahan.

bener sekali, kdg kita lupa liat kebawah, selalu kurang bersukur ya.

geka said...

Ber nostalgia dan kangenan ya ?
Yang pasti biar berjauhan, tali silaturahmi harus tetap dijaga.

Anonymous said...

hallo,,salam kenal ya,mau bagi informasi nich...kalau mau nonton tv indonesia spt sctv bisa buka di www.jumptv.com. kita cukup bayar $6.00 setiap bulan. atau jg bisa bagi informasi jg buat aku bila tahu yg lebih baik lagi

ipam nugroho said...

perpisahan yang tak perlu disesali, tapi ingatlah pertemuan yang penuh kebahagiaan

Riva said...

Asyik kali ya pie bertemu teman lama...apalagi kalau bisa curhat...Kalau mami datang let me know ya pie. siapa tau aku bisa visit....

Anonymous said...

yak bener sekali kak, kita2 yang manusia biasa ini mesti liat ke bawah dulu baru bisa bersyukur dengan apa yang sudah kita punya...because we are just ordinary people...

btw, gakpapa kakak masih disana, nanti siapa tau Allah ngasih aku kesempatan kesana...kan bisa mampir2 hehehhe

Anonymous said...

*speecless*
thanks buat postingna,...membuat bebek untuk kembali merenung dan bersyukur,...untuk segala pengalaman hidup nyang bebek lewati.
salam kenal....