Nah dari sekian banyaknya gua-gua disana pilihan jatuh ke Meramec Caverns, Stanton. Yang jaraknya cuma sejam aja dari St.Louis. Masya Allah...bagai tak percaya aku akhirnya bisa masuk gua. Bayangin di Aceh yang begitu banyak gunungnya seumur-umur belum pernah aku masuk gua. Malah aku ga tau kalo gunungnya ada gua atau tidak.
Yang bikin takjub luar biasa adalah melihat ukuran gunungnya yang menurutku sama sekali tidak tinggi kok bisa di dalamnya ada gua yang luar biasa besarnya. Perjalanan di dalam gua ini dipimpin oleh seorang tour guide, jadi kita masuknya beregu. Rada susah juga ngambil foto di dalam gua ini karena kurangnya cahaya. Setiap tempat yang akan dituju baru lampu dihidupkan, sedangkan yang ditinggalkan lampunya dimatikan. Jadi barang siapa yang ketinggalan harus berteriak supaya pemimpin tournya kembali lagi. Bagian demi bagian kami masuki, setiap bagian yang aku lihat aku sudah terheran-heran dengan keunikan isi gua. Yang selama ini aku cuma bisa membayangkan saja, atau lihat di film-film ternyata aku bisa ngerasain sendiri saat ini.
Di tengah2 tour, guide tour kami mematikan lampu untuk gambaran buat kita semua bagaimana sebenarnya pencahayaan di dalam gua ini kalau tidak ada lampu. Anak-anak mulai takut, kita semua pegang2an...masha Allah gelapnya. Tidak ada setitik cahayapun. Sebulan aja manusia di dalam sini, saraf mata bisa tidak berfungsi lagi. Lebih dari segitu bisa buta total!!! Untungnya kita cuma dirasakan hanya sesaat.
Meramec Caverns ternyata begitu populer. Bukan saja banyak pembuatan film-film disini, juga di gua inilah penjahat terkenal Amerika Jesse James bersembunyi, bertahun-tahun lamanya dia diburon dan menetap di gua ini bersama sindikatnya. Juga di gua ini di produksinya gun powder, atau kalo ga salah aku itu mesiu yach?!
Tour diakhiri dengan show stalactite yang luar biasa besarnya. Saking besarnya disebut the Curtain atau tirai. Sambil menikmati show ini lagu kebangsaan Amerikapun dimainkan, diringi dengan lampu-lampu, eh aku pake terharu segala...mungkin udah terlalu lama ga dengar lagu kebangsaan, ampe lupa am I American or Indonesian?! Tauk dech...leherpun tercekek, menahan tangis, terharu dengan ciptaaan Tuhan yang luar biasa. Di dalam gua saja begini bagusnya, gimana lagi ciptaan Tuhan yang lain yang masih banyak yang aku belum lihat?
Dari sini juga kupelajari bahwa ternyata temperatur gua adalah konstan. Biar musim apapun suhu di dalam sini tetap 60F. Tidak panas dan tidak dingin, sejuk dan lembab. Seperti saat ini, diluar begitu dingin, tapi di dalam sini tetap sejuk, tanpa AC atau pemanas. Makanya orang dulu, seperti bangsa Indian banyak yang tinggal di gua untuk bertahan di musim dingin.
Meninggalkan gua decak kagum tentang gua baru habis setelah kita tiba di tempat kunjungan selanjutnya. Dan tunggu aja cerita selanjutnya yach...bersambung...
Baca juga bagian 1
2 comments:
Kita memang "wajib" men-syukuri ciptaan Allah SWT dan harus menjaga melestarikannya :)
Wah kapan ya aku bisa kesana ?
Begitu indahnya!tidak ada yang menandingi ciptaanNYA
Post a Comment