Tuesday, December 26, 2006

Dua tahun tsunami

Hari ini genap dua tahun setelah tsunami. Aku baca koran serambi sambil mau melihat gimana perayaan dua tahun tsunami ini. Ga terasa air matakupun mengalir waktu membacanya. Mengingatkan kembali akan saudara-saudaraku yang telah pergi akibat gelombang raksasa ini.
Aku bersyukur saudara kandungku semua masih dilindungi Allah SWT, mereka semua selamat. Tapi tetap saja perjuangan hidup Deni dan Dara (istrinya) masih dipikiranku. Aku masih berandai-andai... Bagaimana seandainya mereka tidak berhasil keluar dari rumah dan naik ke atas atap?

Tsunami terjadi di hari Minggu pagi. Aku selalu ingat papi selalu pergi bersama mami ke pasar ikan di Lampulo hari Minggu pagi. Tapi waktu itu papi sedang di Medan jadi mami pun malas ke pasar sendirian. Akupun berandai lagi... Bagaimana kalau papi sedang di Aceh waktu itu pasti mami dan papi sedang berada disitu ketika tsunami datang.

Sampai sekarang aku masih belum percaya betapa beruntungnya aku masih mempunyai saudara yang lengkap. Dan aku masih belum percaya juga bagaimana saudara-saudaraku yang lain pergi dan sampai sekarang kami belum jumpa sama sekali jenazahnya.

Ingatanku masih jelas sekali di hari kejadian tsunami itu aku tengah bermimpi. Aku mimpi tentang kak Ida memakai baju kurung putih. Kak Ida nampak cantik sekali...kak Ida sedang berdiri di atas panggung waktu itu. Semua orang bertepuk tangan minta kak Ida menyayi (kak Ida memang pinter sekali menyayi) tapi kak Ida malu sekali...dan tiba-tiba kak Ida pingsan. Waktu kak Ida jatuh pingsan itulah aku terbangun karena dapat telepon dari kak Rina di Minesotta mengatakan bahwa di Aceh baru terjadi tsunami.

Beberapa hari kemudian baru aku dapat kabar bahwa kak Ida dan Nanda hilang dibawa tsunami. Aku jadi teringat dengan mimpi itu... Sampai sekarang aku masih belum bisa melupakan kak Ida dan Nanda. Sampai sekarang aku masih menangis mengenang mereka.

Dua hari setelah tsunami aku masih belum juga berhasil menghubungi semua keluarga di Aceh. Aku disini di US rasanya hopeless sekali... Hari keempat baru aku dapat kabar bahwa mami papi dan adik-adik selamat semua. Tapi setelah itu hampir setiap hari aku dapat sms dari Heni melaporkan tentang saudara kami yang masih belum ketemu juga.

Keluarga tante Bibik kami hilang lima, yaitu kakek Nahar, Lina, bang Epi dan anaknya Reza, dan Adek anak Wati. Hatiku hancur sekali mendengar berita ini. Aku terkenang lagi hari-hari terakhir kami bersama-sama. Diawal tahun 2004 kami semua ke Penang Malaysia jalan-jalan sekalian bawa Lina dan Nanda berobat. Kakek Nahar juga ikut. Aku ga sangka aku bisa pergi sama-sama mereka setelah lama sekali aku meninggalkan tanah air. Dan ternyata itu kenangan terakhirku bersama mereka. Lina...aku masih ingat hari terakhir aku pamitan di Penang Lina masih di tempat tidur baru operasi. Lina walau dalam sakitnya masih selalu ceria. Kakek Nahar dengan bangga selalu kenalin aku sama setiap orang yang dijumpainya disana, ini cucu saya yang tinggal di Amrik. Nanda... yang selalu setia jagain Khadija selama diperjalanan.

Ya Allah...memang mereka yang Engkau panggil adalah orang-orang yang baik, orang-orang yang Engkau sayangi. Kami yang tinggal ini karena Engkau sayang juga dan Kau beri kami kesempatan untuk bertobat. Ampunilah dosa-dosa kami ini ya Allah. Terimalah tobatku ini ya Allah... ingatkanlah aku selalu akan kebesaranMu ya Allah...

Untuk Lina, kakek Nahar, kak Ida, Nanda, bang Epi, Reza, Adek dan saudara yang lain yang ga bisa kutulis semuanya disini, aku tau kalian semua sekarang bersama Allah SWT di syurga. Maafkan aku kalau dalam hidupku banyak tingkah lakuku yang kadang menyakiti barangkali. Rasanya belum ada yang aku perbuat untuk membahagiakan kalian semua.

Walau jasadmu sampai sekarang belum kami temui, tapi kami tau bahwa kalian di tempat yang baik di sisi Allah. Kalian selalu dihati kami semua...tak akan pernah tergantikan. Selamat jalan Kak Ida, Lina, Nanda, kakek Om... dll... istirahatlah dengan tenang.




No comments: