Sore itu, sepuluh tahun silam
Lepas bahtera menuju negeri impian.
Negeri yang didongengkan dalam tidur penuh dengan keindahan dan gemerlapan
Kupilih bahteramu karena engkau nakhoda berkelas
Kugantung harapan semoga tak sesat dalam kembara
Bahtera berlalu dalam lautan lepas berombak
Setiap riak terlewat bagai buaian dalam ayunan
Tenang berayun, tak berbadai tak bertopan
Terlena awak dalam buaian...bermimpi negeri menanti pelukan
Dalam kembara...
Riak kecil riak besar terlampau gemilang
Terkadang...
Banyak bahtera berlayar bersingsingan meraih asa yang sama
Bahu membahu saling menggapai untuk tiba di seberang dengan selamat
Tahun berlalu...musim berganti...
Surya dan rembulan saling menyikut berebut tahta
Panas lelehkan kebekuan
Dingin menyeka peluh
Bahtera-bahtera melampau... silih berganti...
Berlalu...melambai...hilang dari pandangan
Aku tertinggal...bahteraku karam...
Nakhoda sesat tak tentu haluan
Terguncang dalam badai dan topan
Bergelut para awak mencari selamat...
Tak ingin dilampau lagi...tak ingin dipencundangi lagi...
Menangis jiwa di lautan lepas
di atas bahtera yang semakin lapuk
Belakangku jauh tertinggal
Depanku menghampar tak berbatas
Adakah lautan ini bertepi?!
Haruskah awak kembali ke awal berlepas?
Raga nan kokoh rapuh termakan usia
Tak kuat aku kembali...jalanan panjang ke asal yang pasti
Haruskah terus berlayar sampai ke tepian?
Yang tiada pasti walau hanya tinggal sepenggal lengan
Sekali lagi...kuberjudi menggadai nasib
Semoga sampai semoga selamat ke labuhan mimpi
Seperti lautan tak berhulu...
Penantian tak berbatas waktu...
Lepas bahtera menuju negeri impian.
Negeri yang didongengkan dalam tidur penuh dengan keindahan dan gemerlapan
Kupilih bahteramu karena engkau nakhoda berkelas
Kugantung harapan semoga tak sesat dalam kembara
Bahtera berlalu dalam lautan lepas berombak
Setiap riak terlewat bagai buaian dalam ayunan
Tenang berayun, tak berbadai tak bertopan
Terlena awak dalam buaian...bermimpi negeri menanti pelukan
Dalam kembara...
Riak kecil riak besar terlampau gemilang
Terkadang...
Banyak bahtera berlayar bersingsingan meraih asa yang sama
Bahu membahu saling menggapai untuk tiba di seberang dengan selamat
Tahun berlalu...musim berganti...
Surya dan rembulan saling menyikut berebut tahta
Panas lelehkan kebekuan
Dingin menyeka peluh
Bahtera-bahtera melampau... silih berganti...
Berlalu...melambai...hilang dari pandangan
Aku tertinggal...bahteraku karam...
Nakhoda sesat tak tentu haluan
Terguncang dalam badai dan topan
Bergelut para awak mencari selamat...
Tak ingin dilampau lagi...tak ingin dipencundangi lagi...
Menangis jiwa di lautan lepas
di atas bahtera yang semakin lapuk
Belakangku jauh tertinggal
Depanku menghampar tak berbatas
Adakah lautan ini bertepi?!
Haruskah awak kembali ke awal berlepas?
Raga nan kokoh rapuh termakan usia
Tak kuat aku kembali...jalanan panjang ke asal yang pasti
Haruskah terus berlayar sampai ke tepian?
Yang tiada pasti walau hanya tinggal sepenggal lengan
Sekali lagi...kuberjudi menggadai nasib
Semoga sampai semoga selamat ke labuhan mimpi
Seperti lautan tak berhulu...
Penantian tak berbatas waktu...
Biarkan ombak menghantar ke hujung
Biarkan masa menjawab mimpiku
Biarkan masa menjawab mimpiku
2 comments:
Lagi puitis ya.. ? :D
Apa kabar?
selamat buat templete barunya...
ternyata mutiara yang terbenam kini telah muncul
puisi yang bagus kak...saat tulisan sudah dipublish, maka makna tulisan diserahkan kepada pembacanya.
saat aku membaca puisi kakak, komentarku hanya 1. biar waktu yang menjawab...
met wiken...
Post a Comment