Wednesday, January 24, 2007

Kendall is a big boy, now

Aku rasa hampir semua orang tua punya pikiran yang sama denganku. Selalu under estimate kemampuan anaknya. Aku rasa itu wajar saja karena anak sekarang emang jauh sekali dengan anak-anak di era kita-kita dulu, dan juga dunia sekarang yang penuh dengan kejahatan dan ketidakpastian sulit melepaskan anak diluar sana sendirian.

Aku ingat waktu kecil, baru duduk di kelas 3 SD sudah berani pergi sekolah naik bis, labi-labi atau becak sendirian...segala macam angkutan umum kucoba sendiri. Heran kok bisa ortuku melepaskan aku gitu. Tapi aku juga ngerti jaman dulu ga sama dengan jaman sekarang. Sekarang ga bisa kubayangkan kalo Kendall sudah harus naik bis sendirian, kutinggal sebentar di rumah sendirian atau jaga adik dll. Selain illegal disini, juga aku ga percaya dengan kemampuannya, atau aku ga bisa percaya dengan dunia sekarang. Pokoknya banyak alasan dech kenapa pikiran kita sekarang ga sama dengan pikiran ortu kita dulu.

Eh kemana ya arah ceritaku ini ya? Gini nih... biasanya setiap bulan aku selalu ngecek lunch menu Kendall. Karena ga setiap makanan yang disediakan sekolahnya bisa dimakan. Ada hari-hari yang makanannya ga halal. Jadi setiap bulan aku cek dan bikin tanda di daftar menunya. Entah mengapa dipikiranku minggu ini semua makanan halal, padahal tanda silang sebesar-besarnya nempel dikulkas. Tapi pikiranku ntah kemana!!!

Hari ini seharusnya Kendall bawa lunch, tapi karena kealpaanku dia ga bawa. Mazen yang sedang asik ngajar di kelasnya, baru aja menerapkan rule soal cell phone yang ga boleh dipake dikelas, eh malah cell phonenya yang bunyi ha ha ha...hipokrit amat!!! Kiranya telpon dari Kendall di sekolah, ngabari bahwa dia ga ada lunch...karena menu di sekolah hari ini non halal. Seusai kelasnya Mazen pun langsung ngantar lunch ke sekolahnya Kendall.

Malamnya baru aku tau soal lunch ini. Kutanya ama Kendall kok Kendall tau bahwa makanan hari ini ga boleh buat Kendall? Jawabnya, "because I check the menu everyday. Today before I put my lunch money I noticed that I can't eat that food". Oh Kendall...aku terharu sekali. Ini dia arah ceritaku, aku ga nyangka Kendall jauh lebih ngerti dari yang aku kira. Ternyata dia selalu baca menu itu walaupun sudah kutandai juga di rumah. Aku selalu menganggap dia terlalu kecil untuk mengerti hal-hal tertentu...ternyata aku salah.

Intinya...kadang kita selalu beranggapan mereka terlalu kecil untuk mengerti, padahal percayalah mereka lebih tau dari yang kita kira. Mungkin saatnya buat kita membuka mata sedikit dan beri mereka kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang selama ini kita pikir mereka terlalu kecil untuk melakukannya. Atau saatnya juga untuk kita sadari bahwa sebenarnya anak kita sudah besar, bukan baby kecil yang selalu kita peluk dan cium dulu, mereka seorang anak, seorang manusia yang utuh!

No comments: